JAKARTA, HUMAS MKRI - Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) sekaligus Kepala Sekretariat tetap Association of Asian Constitutional Courts and Equivalent Institutions (AACC) Bidang Perencanaan dan Koordinasi Heru Setiawan menghadiri kegiatan Meeting of Secretary Generals (MSG) of AACC yang berlangsung secara daring pada Kamis (5/9/2024). Kegiatan Pertemuan Para Sekretaris Jenderal Asosiasi MK dan Lembaga Sejenis se-Asia diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Thailand selaku Presiden AACC periode 2023 – 2025.
Dalam kegiatan dimaksud, Sekretaris Jenderal Majelis Tertinggi Mahkamah Konstitusi Palestina menyampaikan masukan yang salah satunya terkait kondisi di Gaza saat ini. Heru pun menanggapi masukan tersebut yang pada prinsipnya setuju dengan yang disampaikan delegasi Palestina dan atas nama organisasi juga memperjuangkan nilai-nilai yang esensial bagi para anggotanya, termasuk Palestina sebagai negara anggota AACC.
“Perlu saya informasikan bahwa pada pertemuan Biro WCCJ (The World Conference on Constitutional Justice) di bulan Maret 2024 yang lalu, delegasi Indonesia yang hadir sebagai anggota Biro bersama dengan Thailand, telah memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan dan hak asasi di Palestina melalui sebuah kalimat yang akhirnya disetujui menjadi resolusi WCCJ,” ujar Heru.
Kalimat dimaksud pada pokoknya menyatakan, “Selama beberapa tahun terakhir, terlihat jelas bahwa prinsip-prinsip tatanan hukum internasional yang sudah mapan diabaikan. Akibatnya, supremasi hukum berada dalam bahaya di dunia internasional. Oleh karena itu Mahkamah Konstitusi dan lembaga sejenisnya sangat berpendapat bahwa harus ada akuntabilitas komprehensif atas pelanggaran hukum internasional yang menjadi landasan tatanan internasional berbasis aturan dan supremasi hukum internasional.”
Dengan mempertimbangkan perlunya komitmen yang kuat untuk menegakkan prinsip keadilan, perdamaian, dan hak asasi manusia dalam konteks global, maka solidaritas organisasi sangat diperlukan untuk mempromosikan hal-hal tersebut. Karena itu, MKRI mengusulkan sebuah kalimat yang mungkin dapat diterima semua delegasi, namun tetap memperjuangkan prinsip-prinsip yang diperjuangkan delegasi Palestina.
“Kami berkomitmen teguh untuk mengadvokasi keadilan, perdamaian, dan hak asasi manusia, dan bersatu melawan tindakan apa pun yang mengancam kehidupan, keamanan, kebebasan, dan martabat individu dan bangsa,” tutur Heru.
Laporan Pelaksanaan Tugas
Kegiatan MSG tahun ini diikuti delegasi Rusia, Azerbaijan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Malaysia, Mongolia, Fhilipina, Myanmar, Thailand, dan Turki. Selain itu, Heru menyampaikan laporan pelaksanaan tugas MKRI sebagai Sekretariat tetap AACC Bidang Perencanaan dan Koordinasi periode Juni 2023 – Agustus 2024.
Pertama, Sekretariat Tetap AACC di Jakarta telah menyelesaikan tugas menyusun dan mengompilasi Statuta AACC serta amendemen statuta yang masih terpisah-pisah agar menjadi statuta AACC satu naskah yang dapat dibaca secara komprehensif sebagaimana amanat Board of Members Meeting (BOMM) di Mongolia.
“Dengan telah terselesaikannya tugas tersebut, kami akan segera mempublikasikannya ke dalam website AACC setelah kami laporkan dalam Board of Members Meeting mendatang di Bangkok, Thailand. Adapun statuta tersebut tersedia dalam bahasa Inggris dan Rusia, dimana untuk versi bahasa Rusia telah direviu oleh Mahkamah Konstitusi Rusia,” ujar Heru.
Kedua, tiga Sekretariat Tetap AACC yaitu Sekretariat tetap AACC Bidang Perencanaan dan Koordinasi di Jakarta, Sekretariat tetap Bidang Penelitian dan Pengembangan di Korea, serta Sekretariat tetap Bidang Pelatihan dan Sumber Daya di Turki, bersama Sekretariat MK Thailand telah membahas penyelarasan kegiatan AACC dan memastikan keberhasilan pelaksanaan program-program AACC ke depan. Dalam rangka persiapan kongres, BOMM, dan MSG, tiga Sekretariat tetap AACC dan Sekretariat MK Thailand telah melakukan pertemuan secara daring, bahkan MKRI juga telah melakukan kunjungan kerja ke Bangkok untuk secara khusus membahas persiapan kongres AACC.
Ketiga, Sekretariat tetap di Jakarta menerima informasi resmi dari Sekretaris Jenderal MK Federasi Rusia terkait keinginan Mahkamah Federal Irak untuk bergabung menjadi anggota AACC. Hal ini sedang ditindaklanjuti kepada Mahkamah Federal Irak serta melalui kanal komunikasi diplomatik.
Bersamaan dengan itu, untuk ke depan, Sekretariat tetap di Jakarta akan melakukan pendekatan kepada beberapa negara potensial di kawasan Asia Tenggara seperti Kamboja, Brunei Darussalam, dan Timor Leste. Pendekatan yang akan dilakukan berupa pertukaran informasi dan putusan serta pelatihan peningkatan kapasitas kelembagaan. Para anggota AACC juga diharapkan dapat melakukan pendekatan dengan negara tetangga masing-masing. Untuk menunjang pendekatan tersebut, Sekretariat AACC menyediakan pedoman proposal open membership AACC yang telah tersedia pada laman AACC.
Adapun dalam kerangka kerja sama asosiasi, Sekretariat tetap AACC juga telah menerima permohonan dari Asosiasi Ibero-Amerika (Ibero-American Conference of Constitutional Justice / CIJC) yang menyampaikan keinginan untuk dapat berkerjasama dengan AACC. Berdasarkan komunikasi dengan Sekretariat Presiden AACC, diinformasikan bahwa MoU atau perjanjian kerja sama tersebut akan dibahas terlebih dahulu secara matang di internal AACC.
Keempat, pada 23 Juni 2024 di Aljazair, telah diadakan pertemuan antara Sekretariat tetap AACC dengan Conference of Constitutional Jurisdiction of Africa (CCJA) guna pembahasan persiapan kongres kedua AACC-CCJA. Dalam pertemuan tersebut, didapati informasi bahwa terdapat satu negara yaitu Angola yang kemungkinan besar bersedia untuk menjadi tuan rumah kongres kedua AACC-CCJA yang rencananya akan dilaksanakan pada 2025. Sebagai tindaklanjut kerjasama AACC dan CCJA, pada newsletter AACC edisi terbaru, telah dimuat rubrik khusus yang berisi informasi terkini dari Afrika.
Berikutnya, Heru menginformasikan, news letter AACC volume 4 telah diterbitkan pada Juni 2024 yang membahas tentang berbagai rangkuman kegiatan penting daru 20 negara anggota AACC. Ada pula kursus singkat internasional yang ditujukan untuk working level para anggota AACC telah diselenggarakan pada Agustus 2023. Acara ini dihadiri 16 negara anggota AACC. Pada short course tahun 2023 tersebut, untuk pertama kalinya tiga Kepala sekretariat tetap AACC, yaitu Indonesia, Korea, dan Turki menjadi pembicara pada acara tersebut. Selain itu, Heru juga menyebutkan sejumlah kegiatan internasional seluruh anggota AACC periode Juni 2023 sampai Agustus 2024.
Kemudian, Heru menyampaikan masa kepresidenan Mahkamah Konstitusi Kerajaan Thailand sebagai Presiden AACC akan berakhir pada 2025 mendatang. Untuk itu, Mahkamah Konstitusi Uzbekistan telah menyatakan kesiapan sebagai Presidenan AACC untuk periode 2025 – 2027.(*)
Penulis: Mimi Kartika
Editor: Lulu Anjarsari P.