JAKARTA, HUMAS MKRI – Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Korea Selatan yang diwakili Keumju Cho selaku Kepala Bagian Perpustakaan dan Informasi mengunjungi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) pada Rabu (14/8/2024). Kunjungan ini diterima langsung Kepala Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Pengelolaan Perpustakaan (Puslitka) MKRI Pan Mohamad Faiz Kusuma Wijaya bersama jajarannya.
Faiz mengatakan, Perpustakaan MKRI merupakan unit pendukung bagi Hakim Konstitusi, Tenaga Ahli, serta Peneliti di MKRI. Dengan peran seperti itu, Perpustakaan MKRI secara organisasi berada di bawah Puslitka Sekretariat Jenderal MKRI.
Faiz juga menuturkan, Perpustakaan MKRI meraih akreditasi A “Sangat Memuaskan”. Menurut dia, tidak banyak kementerian/lembaga lain yang perpustakaannya terakreditasi A. Akreditasi A diperoleh melalui proses asesmen akreditasi oleh Tim Assessor Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada 2023 lalu.
“Saat ini kami memiliki 11.044 koleksi buku fisik, 439 anggota, dan 512 koleksi e-book,” ujar Faiz di Ruang Delegasi Lantai 4 Gedung 1 MK, Jakarta.
Dia melanjutkan, Perpustakaan MKRI juga sering berkolaborasi secara internasional melalui program pertukaran, kerja sama proyek penelitian, seminar yang diselenggarakan Association of Asian Constitutional Court and Equivalent Institution (AACC) untuk pustakawan, ekspansi koleksi digital, serta mengintegrasikan perangkat penelitian. Faiz juga membuka tangan kepada Perpustakaan MK Korea Selatan agar dapat bekerja sama dengan Perpustakaan MKRI.
Sementara itu, Keumju Cho menjelaskan, Perpustakaan MK Korea Selatan didirikan bersama Mahkamah Konstitusi Korea pada 1988. Perpustakaan MK Korea Selatan telah berkembang menjadi perpustakaan khusus hukum publik dengan sekitar 180 ribu volume publikasi nasional dan internasional serta berbagai sumber daya elektronik.
Setelah diskusi, Keumju Cho diajak berkeliling ke Pusat Sejarah Konstitusi (Puskon) di Lantai 5 dan Lantai 6 Gedung 1 MK. Faiz yang ikut mendampingi di Puskon sedikit bercerita dinamika perjalanan sejarah konstitusi dan MKRI yang ditampilkan melalui perpaduan informasi, seni, dan teknologi di Puskon.
Berikutnya, Keumju Cho diajak menyambangi Perpustakaan MKRI di Lantai 3 Gedung 2 MK. Sebelum masuk perpustakaan, Faiz menginformasikan beberapa pegawai MKRI menelurkan sejumlah buku. Bahkan MK meluncurkan 34 judul buku dan gelar wicara literasi konstitusi sepanjang 2023. Sedangkan, dalam lima tahun terakhir, MK telah menerbitkan 150 judul buku, yang dihasilkan baik secara individu maupun kolaboratif antara para hakim konstitusi, para hakim konstitusi purnatugas, pegawai, dan mitra MK.
Informasi ini diapresiasi Keumju Cho. Sesaat mendengarnya, kata “luar biasa” meluncur dari mulut Keumju Cho seraya memberikan isyarat jempol tangan.
“Berkat kunjungan saya ke Puskon, saya dapat belajar tentang sejarah Indonesia dan Mahkamah Konstitusi Indonesia. Saya sangat terkesan dengan buku-buku koleksi perpustakaan yang ditulis oleh para pegawai Mahkamah,” ucap Keumju Cho.
Penulis: Mimi Kartika.
Editor: N. Rosi.