BALI, HUMAS MKRI – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka secara resmi Kongres ke-5 The World Conference on Constitutional Justice (WCCJ) pada Rabu (5/10/2022) malam di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali. Di hadapan peserta sebanyak 95 negara dan 4 organisasi tersebut, Jokowi menyerukan perlunya menjalin perdamaian dalam menangani krisis yang dihadapi dunia serta penegakan keadilan konstitusional. Jokowi berharap agar Kongres ke-5 WCCJ dapat menjadi ajang bertukar pikiran dan bertukar pengalaman. “Saya mengharap ada langkah bersama lintas negara dalam menegakkan keadilan konstitusional dan menghadapi krisis bersama,” ucapnya.
Selain itu, Jokowi menyebut MKRI merupakan pilar utama dalam menegakkan keadilan konstitusional yang merupakan elemen kunci dari demokrasi perlindungan HAM DAN kepastian hukum. “Namun tugas Bapak, Ibu, Hakim Konstitusi serta kita Bersama menjadi semakin berat. Semua negara di dunia harus menangani berbagai krisis. Pandemi belum berakhir, Perekonomian dunia belum sepenuhnya bangkit dan dunia dikejutkan dengan adanya perang antara Rusia dan Ukraina yang menghancurkan rantai pasok perdagangan dunia,” ucap Jokowi.
Jokowi mengungkapkan krisis energi dan finansial tidak dapat dipungkiri. Ia meyakini negara yang hadir dalam Kongres juga menghadapi krisis bersama. Selain itu, ia menekankan perang yang berkelanjutan akan terus menimbulkan krisis berkelanjutan.
“Tentu saja kita ingin perang dihentikan dan perdamaian dibangun. Kita harus berjuang bersama menghentikan perang, membangun perdamaian, namun kita harus siap mengelola mitigasi dan mengelola krisis dengan sebaik-baiknya. Selain memperjuangkan keadilan konstitusional, masing-masing negara untuk menemukan titik terang dari krisis yang dihadapi,” jelas Jokowi.
Kontribusi bagi Dunia
Sementara itu, Ketua MK Anwar Usman menjelaskan dengan Kongres ke-5 WCCJ merupakan momentum untuk memberikan kontribusi terbaik, bagi seluruh umat manusia, dari berbagai bangsa di dunia. Ia menyebut tema tersebut sangat relevan untuk dibicarakan sebagai bentuk kontribusi bersama, dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan, bagi bangsa-bangsa di dunia.
“Perdamaian dan keadilan konstitusional, sesungguhnya, merupakan keinginan sejati, bagi seluruh umat manusia, tanpa kecuali. Dan, konstitusi, tentunya, mengatur tentang hal tersebut, agar perdamaian dan keadilan, dapat terwujud,” jelas Anwar.
Anwar juga menyampaikan dibentuknya lembaga Mahkamah Konstitusi atau lembaga peradilan yang memiliki kewenangan untuk mengawal konstitusi bertujuan untuk menjaga agar nilai-nilai yang terkandung di dalam konstitusi dapat ditegakan dan diwujudkan.
“Jika norma konstitusi, yang telah menjadi norma dasar bernegara, tidak dipatuhi dan dilaksanakan, maka, norma konstitusi tersebut, hanya akan indah di atas kertas semata. Dan, jika norma konstitusi, tidak dipatuhi dan dilaksanakan, maka, sesungguhnya, telah terjadi pengingkaran, terhadap nilai-nilai konstitusi,” papar Anwar.
Kemudian Anwar juga menyampaikan konstitusi di berbagai negara, memiliki ciri, sifat, dan kekhasannya masing-masing. Namun, terdapat pula kesamaan nilai yang bersifat universal, dari masing-masing konstitusi sebuah negara. “Tema Kongres kali ini, yaitu tentang, ‘Perdamaian dan Keadlian Konstitusional’, adalah kesamaan nilai, bagi kita semua, yang berkumpul pada hari ini. Atau dengan kata lain, tema kongres kali ini, menjadi kewajiban kita bersama, untuk sama-sama peduli dan mewujudkannya,” tandas Anwar.
Sementara itu, Presiden Emeritus Venice Commision Gianni Buiquicchio menyampaikan rasa terima kasih kepada MKRI karena telah sukses menggelar Kongres ke-5 WCCJ dengan baik dan luar biasa.
“Mengilas balik dari pertemuan di Cape Town, kami tidak mengira bahwa organisasi WCCJ yang semula hanya berjumlah 60 negara pada 2009, kini bertambah menjadi 119 negara telah tergabung dalam WCCJ pada 2022,” ucap Gianni.
Gianni juga menyebut bahwa Kongres ke-5 WCCJ juga bertujuan untuk membagi pengalaman setiap MK dalam menjaga perdamaian dunia. Ia berharap agar setiap negara partisipan dapat bekerja sama dalam menjaga perdamaian serta menegakkan keadilan konstitusional.
Sebagai informasi, Kongres ke-5 The World Conference on Constitustional Justice (WCCJ) ini diadakan pada 5 – 6 Oktober 2022 dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 5 Oktober 2022. Biro WCCJ memilih “Constitutional Justice and Peace” sebagai tema utama kongres kali ini. Hal ini merujuk karena di beberapa negara, mahkamah konstitusi juga memiliki peran penting dalam menenangkan situasi setelah konflik bersenjata di dalam negeri. Tak hanya itu, beberapa konstitusi yang dimiliki negara-negara di dunia secara eksplisit merujuk pada perdamaian dan rekonsiliasi sebagai tujuan yang ingin dicapai.
Kongres Kelima WCCJ menjadi forum internasional dengan level tertinggi untuk badan peradilan konstitusi mengingat sampai dengan tahun 2022 ini, tercatat 119 negara menjadi anggota WCCJ. Di samping menjadi forum diskusi, tukar pikiran, berbagi pengalaman dan praktik terbaik di antara anggota WCCJ, Kongres ini merupakan salah satu upaya MKRI untuk meningkatkan kualitas putusan, sekaligus kesempatan untuk semakin meneguhkan kedudukan Indonesia sebagai negara hukum demokratis berdasarkan ideologi Pancasila.
Dalam waktu yang bersamaan, MKRI juga menggelar The 5th Indonesia Constitutional Court International Symposium yang digelar pada 5 – 7 Oktober 2022, tema yang diusung ialah “Constitutional Court and Conflict Resolution”. Hakim Konstitusi Suhartoyo dijadwalkan menyampaikan sambutan pembukaan, dilanjutkan ceramah kunci yang disampaikan oleh Hakim Konstitusi Saldi Isra. Dalam rangkaian ICCIS, diagendakan 15 pembicara dari berbagai negara yang akan memaparkan pemikiran dan pandangan sebagaiamana tema yang dibahas. Rencananya, ICCIS akan diakhiri dengan sambutan penutupan oleh Hakim Konstitusi Daniel Yusmic Pancastaki Foekh.(*)
Penulis: Lulu Anjarsari P.
Editor: Lulu Anjarsari P.