BALI, HUMAS MKRI – Kongres ke-5 The World Conference on Constitutional Justice (WCCJ) sesi A dibuka oleh tiga pembicara, yakni Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) Anwar Usman, Presiden MK Aljazair Omar Belhadj, serta Hakim MK Rumania Simina Tānāsescu. Ketiganya membahas tema “Sources dan Juridictions” di hadapan delegasi dari 95 negara dan empat organisasi di dunia pada Rabu (5/10/2022) di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Bali.
Dalam materinya sebagai pembicara kunci, Ketua MKRI Anwar Usman mengungkapkan melalui kewenangan pengujian undang-undang, MKRI telah memberikan perlindungan terhadap hak konstitusional warga negara, menjadi bagian yang penting, untuk dipenuhi. Karena, tanpa pemenuhan, dan perlindungan terhadap hak-hak konstitusional warga negara, tidak akan mungkin, dapat mewujudkan kehidupan yang adil. Menurutnya, tanpa kehidupan yang adil, bagi setiap warga negara, mustahil, perdamaian, dapat diwujudkan, baik bagi kelangsungan kehidupan suatu negara, maupun bagi kehidupan perdamaian, untuk bangsa-bangsa di dunia.
Anwar menyampaikan harapannya agar kongres tersebut dapat menjadi ajang saling berbagi, dan bertukar pengalaman, terkait tema yang sudah disepakati, yaitu tentang perdamaian dan keadilan. Secara spesifik, pada subtema hari ini, akan membahas, tentang sumber hukum, dan kewenangan Mahkamah Konstitusi, yang menjadi bagian penting, untuk mewujudkan keadilan dan perdamaian.
“Oleh karena itu, forum ini, menjadi penting bagi kita, untuk saling berbagi informasi, tentang keberlakuan konstitusi, di negara masing-masing, serta, peran dan jurisdiksi lembaga peradilan, dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan, bagi seluruh bangsa di dunia,” ujar Anwar.
Baca juga: Menlu Sebut MK Berperan Pastikan Kepatuhan Negara Terhadap Supremasi Hukum
Berperan Jaga Perdamaian
Sementara itu, Presiden MK Aljazair Omar Belhadj menyebut MK Aljazair berfungsi untuk menengahi konflik baik antar-individu maupun antar-institusi. Untuk itu, MK diharuskan netral dan independensinya harus terjaga. “Ini bukanlah konsep klasik hukum internasional dalam menyelesaikan sebuah konflik, juga bukan merupakan bagian dari menjaga perdamaian antar-negara,” jelas Omar.
Kemudian, Omar menjelaskan keadilan konstitusi dapat berperan dalam menyelesaikan konflik dan untuk meredakan ketegangan politik. Menurutnya, kongres ini dapat menyepakati hal-hal untuk menjaga kedamaian melalui saling berbagi pengalaman yang dihadapi. “Selain itu, untuk mengetahui mekanisme hukum untuk menghadapi konflik yang dialami negara masing-masing,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, hadir pula Hakim Konstitusi MK Rumania Simina Tanasescu yang menyampaikan bahwa dalam menafsirkan konstitusi, mahkamah konstitusi harus berpegang pada prinsip untuk menyelesaikan sebuah konflik. Ia merujuk pada laporan yang disampaikan oleh MK Lithuania yang menyatakan penafsiran konstitusi haruslah mengacu dalam koridor hukum tanpa adanya jarak.
“Penafsiran konstitusi haruslah mengutamakan keseimbangan mekanisme hukum tanpa adanya jarak atau adanya kontradiksi internal. MK Lithuania menyebut penafsiran konstitusi tidak boleh mengurangi atau menolak nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi,” ucap Simina.
Kongres ke-5 The World Conference on Constitustional Justice (WCCJ) ini yang diadakan pada 5 – 6 Oktober 2022 dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada 5 Oktober 2022. Biro WCCJ memilih “Constitutional Justice and Peace” sebagai tema utama kongres kali ini. Hal ini merujuk karena di beberapa negara, mahkamah konstitusi juga memiliki peran penting dalam menenangkan situasi setelah konflik bersenjata di dalam negeri. Tak hanya itu, beberapa konstitusi yang dimiliki negara-negara di dunia secara eksplisit merujuk pada perdamaian dan rekonsiliasi sebagai tujuan yang ingin dicapai.
Kongres Kelima WCCJ menjadi forum internasional dengan level tertinggi untuk badan peradilan konstitusi mengingat sampai dengan tahun 2022 ini, tercatat 119 negara menjadi anggota WCCJ. Di samping menjadi forum diskusi, tukar pikiran, berbagi pengalaman dan praktik terbaik di antara anggota WCCJ, Kongres ini merupakan salah satu upaya MKRI untuk meningkatkan kualitas putusan, sekaligus kesempatan untuk semakin meneguhkan kedudukan Indonesia sebagai negara hukum demokratis berdasarkan ideologi Pancasila.
Dalam waktu yang bersamaan, MKRI juga menggelar The 5th Indonesia Constitutional Court International Symposium yang digelar pada 5 – 7 Oktober 2022, tema yang diusung ialah “Constitutional Court and Conflict Resolution”. Hakim Konstitusi Suhartoyo dijadwalkan menyampaikan sambutan pembukaan, dilanjutkan ceramah kunci yang disampaikan oleh Hakim Konstitusi Saldi Isra. Dalam rangkaian ICCIS, diagendakan 15 pembicara dari berbagai negara yang akan memaparkan pemikiran dan pandangan sebagaiamana tema yang dibahas. Rencananya, ICCIS akan diakhiri dengan sambutan penutupan oleh Hakim Konstitusi Daniel Yusmic Pancastaki Foekh.(*)
Penulis: Lulu Anjarsari P.
Editor: Lulu Anjarsari P.