Undang-Undang Dasar 1945 mempengaruhi model kepemimpinan yang menganut sistem presidensiil. Meski begitu, kewajiban sebagai warga negara untuk mendukung semua kepemimpinan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, kepada para peserta Latihan Kader II Tingkat Nasional, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Jumat (7/7) di Bima, Nusa Tenggara Barat.
Lebih lanjut, Anwar mengatakan, hasil amendemen UUD 1945 menghasilkan sistem pemilihan umum (pemilu) seperti saat ini, meskipun Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengatakan bahwa sistem pemilihan umum yang paling rumit di dunia adalahpemilu di Indonesia, sehingga banyak tokoh yang mengusulkan kembali ke sistem pemilu yang lama.
Dalam kegiatan yang mengangkat tema “Aktualisasi Nilai Dasar Perjuangan (NDP) Upaya Menjawab Tantangan Masa Depan” tersebut, Anwar menjelaskan kaitan agama dan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Menurutnya, antara Pancasila dengan agama tidak bertentangan dengan yang ada dalam Al Quran. Anwar mengatakan, isi dalam Pancasila merupakan implementasi dari Al Quran, seperti sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yang merupakan implementasi dari surah Al Ma’un, ketika manusia diperintahkan untuk melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dan menjaga adab terhadap orang yang lebih lemah, khususnya anak yatim. “Jadi ketika diterapkan, Pancasila itu sebenarnya juga melaksanakan amanat Al-Qur’an,” kata Anwar. Hal itu menurutnya, jika dikaitkan dengan UUD 1945, mengatur negara memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, akan semakin membuktikan bahwa konstitusi Indonesia juga melaksanakan perintah Al Quran.
Menjawab pertanyaan dari peserta yang datang dari 10 cabang di Indonesia mengenai kepemimpinan menurut Islam, Anwar menjelaskan, bahwa hal itu sudah dicontohkan oleh Rasulullah, begitu juga ketika Nabi Muhammad SAW meninggal terjadi perdebatan di antara para sahabat untuk menentukan siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan. “Bukan saling menunjuk diri sendiri, tapi saling menunjuk orang lain, golongan anshor menunjuk kaum muhajirin sebagai pemimpin, sementara kelompok muhajirin menunjuk kelompok anshor yang lebih pantas memimpin,” ujar Anwar.
Mengenai ideologi untuk memecahkan masalah bangsa negara, menurut Anwar, Pancasila bukannya tidakmampu memecahkan semua masalah, tapi mungkin masyarakat yang belum mau melaksanakan tujuan dari Pancasila. Anwar mengingatkan kepada para peserta LK II Tingkat Nasional HMI, andai suatu saat terjun dalam dunia politik untuk jangan mudah berjanji kepada rakyat. (Ilham/LA)