Pilar penjaga konstitusi kembali lengkap setelah resmi bergabungnya dua hakim konstitusi yang baru, yakni Dr. Wahiduddin Adams dan Prof. Aswanto. Kehadiran keduanya disambut gembira dan menjadi angin segar bagi MK.
“Mahkamah Konstitusi menyambut gembira bergabungnya dua hakim konstitusi yang baru, yakni Dr. Wahiduddin Adams dan Prof. Aswanto. Kehadirannya menjadi angin segar bagi MK apalagi menghadapi sengketa pemilihan umum. Saya tahu Pak Wahid dan Aswanto tidak sulit beradaptasi karena keduanya tidak asing menjalani proses penyelesaian perkara di MK,” ujar Ketua MK Hamdan Zoelva saat memberikan sambutan dalam acara Pisah Sambut Hakim Konstitusi Harjono dan Hakim Konstitusi Aswanto-Wahiduddin Adams di aula lantai 1 Gedung MK, Jakarta,Selasa (26/3).
Keduanya memang kerap mengisi kegiatan dan beracara di MK. Wahiduddin dalam kariernya menjadi Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan HAM sering mewakili pemerintah memberikan keterangan pada pengujian UU. Sedangkan Aswanto beberapa kali menjadi narasumber di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi. Selain itu, pengalamannya sebagai praktisi pemilu saat menjadi Ketua Panitia Pengawas Pemilu Sulsel, diharapkan dapat menyumbang pemikiran saat sengketa Pemilu legislatif mendatang.
Mawas Diri
Dalam kesempatan yang sama, baik Wahiduddin maupun Aswanto berkomitmen akan mawas diri ketika menjadi hakim konstitusi. Mereka pun menyatakan akan ikut serta mengembalikan muruah Mahkamah pasca kasus Mantan Ketua MK, Akil Mochtar.
Menurut Wahiduddin, ketentuan hakim konstitusi berjumlah sembilan sudah terpenuhi, artinya beban tugas yang ada dapat dibagi sebagaimana mestinya. Sementara untuk memulihkan muruah MK, menurutnya tergantung dua hal. “Kepulihan dari MK tergantung dua hal, pertama perilaku individu hakimnya, kedua kualitas putusannya. Itu saja syaratnya dan kita ada di dalam dua hal itu. Kita tidak datang lantas seolah-olah menjadi penyelamat,” ujar Wahid.
Sedangkan Aswanto menyatakan amanat yang diembannya tidak hanya patut disyukuri, tapi juga harus direnungkan dan dipertanggungjawabkan pada seluruh masyarakat Indonesia. Ia pun berkomitmen akan lebih mawas diri, serius, dan bersedia untuk bersendiri. Terkait mengembalikan citra MK, Aswanto menjawab “Hal-hal yang perlu disampaikan akan disampaikan pada masyarakat. Selain itu, kita akan berpegang teguh pada sumpah jabatan,” jelasnya. (Lulu Hanifah/mh)