Untuk mencapai kehidupan bernegara yang baik, harus ada kesadaran oleh setiap warga negara untuk memahami dan mendalami konstitusi. Semakin tinggi tingkat kesadaran untuk berkonstitusi, maka semakin beradab kehidupan dalam bernegara. Demikian diungkapkan Ketua MK Hamdan Zoelva, saat membuka kegiatan Kompetisi Debat Konstitusi Mahasiswa Antar Perguruan Tinggi Se-Indonesia Tahun 2014 Regional Barat, Sabtu (22/3/2014) di Auditorium Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Palembang.
Lebih lanjut Hamdan menambahkan, Konstitusi bukan hanya untuk mereka yang mempelajari hukum. Kkonstitusi berada di atas hukum dan menjadi sumber hukum. “Konstitusi merupakan hasil kesepakatan bersama yang disusun oleh semua unsur anak bangsa dari berbagai kalangan, bukan hanya dari mereka yang belajar hukum. Yang merumuskan konstitusi ada orang politik, ada orang agama, ada orang teknik, dan lainnya. Oleh karena itu konstitusi adalah milik kita semua, warga negara Indonesia,” jelas Hamdan.
Konstitusi juga merupakan kesepakatan dasar yang di dalamnya memiliki tujuan cita dan organ-organ bernegara. Organisasi ini yang menjalankan negara untuk tumbuh dan berkembang. “Konstitusi yang dulu hanya dipahami hanya sebagai dokumen politik semata-mata, kini berkembang dalam membuat dasar-dasar kebijakan seperti halnya dalam sistem ekonomi, sistem budaya, etika sosial, etika kenegaraan. Konstitusi yang mengatur organ-organ negara dan sistem pemerintahan ini biasa disebut bagian penyelenggaraan negara atau Chapter Of Government,” imbuhnya.
Dalam penyelenggaraan negara, lanjut Hamdan, konstitusi adalah kesepakatan moral yang tertinggi dari para wakil rakyat. Karena itu, untuk terus dapat membangun tingkat kesadaran masyarakat dalam berkonstitusi, MK merasa penting untuk menyelenggarakan kompetisi debat seperti ini. “Saya sangat berharap kompetisi debat ini membawa makna yang mendalam untuk memahami konstitusi dan membangun kesadaran berkonstitusi. Semakin tinggi pemahaman kita berkonstitusi, semakin tinggi martabat kita dalam bernegara,” tutup Hamdan.
Sebelumnya, Rektor Universitas Sriwijaya Prof. Dr. Badiah Perizade, M.Ba mengharapkan kompetisi debat konstitusi menjadi satu ajang penambahan wawasan para mahasiswa. “Minat dan kemauan untuk mengikuti debat konstitusi adalah satu kebanggaan besar yang kita ketahui bersama. Karena seperti kita ketahui, permasalahan hukum menjadi salah satu masalah penting yang harus diselesaikan bangsa ini,” tegasnya.
Kegiatan Kompetisi Debat Konstitusi antar Perguruan Tinggi se-Indonesia di Regional Barat dilaksanakan di Universitas Sriwijaya, Palembang. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh 24 perguruan tinggi di wilayah Sumatera, Banten, dan Jawa Barat. Tidak hanya diikuti oleh mahasiswa fakultas hukum, para mahasiswa yang berlatar belakang selain ilmu hukum juga turut tampil sebagai peserta Debat Konstitusi, antara lain mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor. (ddy)