Kita harus menyadari bangsa butuh membangun jiwa dan raga demi keadilan dan persatuan. Hari ini bangsa Indonesia sedang membutuhkan keadilan dan persatuan. Beberapa hari digembleng MK bertujuan agar seluruh rakyat Indonesia tidak lagi menderita akibat tidak adanya keadilan di republik ini. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia adalah pengawal Pancasila. Kita semua bukan tokoh politik, tapi tokoh negarawan. Mari sama-sama mengawal Pancasila dan Konstitusi.
Pesan dan kesan itu disampaikan Ramses Wali, Ketua DPD PKPI Papua dalam Penutupan Pendidikan dan Pelatihan Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Pusdik Pancasila dan Konstitusi, Bogor, Kamis (13/2/2014). Acara dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PKPI Yusuf Kartanegara dan Kepala Pusdik Noor Sidharta.
Noor Sidharta dalam sambutannya menyampaikan, setelah para peserta diberi pendidikan dan pelatihan, diharapkan dapat memberi manfaat kepada PKPI. “Ini wujud tanggung jawab MK kepada anda semua. Kami meyakini seluruh dinamika dan proses dialektika dapat ikut menjaga prinsip demokrasi dan Indonesia sebagai negara hukum. Kami melihat peserta PKPI sangat disiplin. PKPI juga berkomitmen mendukung MK. Kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada partai ini,” katanya.
Noor Sidharta menuturkan bahwa MK siap melayani semua pihak yang berperkara di MK. Ia juga menyampaikan salam Sekjen MK Janedjri M Gaffar kepada peserta. “Bulan depan kami akan mengundang lagi seluruh DPP partai politik, dan akan kami berikan bentuk yang baku dari seluruh materi yang disampaikan dalam pelatihan,” katanya. Noor Sidharta menyampaikan permintaan maaf jika ada pelayanan yang kurang memuaskan. “Bunga tanjung pemerah pipi, indah dilihat menarik hati. Terima kasih PKPI, yang telah bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi,” Noor Sidharta berpantun.
Sementara itu, Yusuf Kartanegara dalam sambutannya mengatakan dari pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya, didapatkan beberapa kejadian yang tidak baik. “Oknum penyelenggara memanfaatkan kepentingan untuk golongan dan kelompok tertentu. Pemilu jadi kurang berkualitas dan mencederai demokrasi yang sedang dibangun,” tuturnya. Menurutnya, diklat yang telah diikuti sangat bermanfaat sebagai pengetahuan untuk penyelesaian perkara yang mungkin akan terjadi.
Ia melanjutkan, pemilu untuk memilih pemimpin yang amanah dan jujur. “Anggota legislatif yang terpilih nanti akan menghadapi tantangan yang amat berat. Ekonomi melambat, lapangan kerja kurang, kemiskinan meningkat, konflik horizontal terus terjadi, para elit sibuk menikmati sumber Negara yang dalam jangka panjang menyengsarakan bangsa. Karena itu, Pemilu 2014 harus sukses menghasilkan orang baik dan jujur,” kata Yusuf. (Yazid/mh)