Guru besar Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Sudjito, menjadi narasumber pertama dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 2014 bagi Partai Bulan Bintang (PBB), di Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua, Bogor Jawa Barat, Selasa 4/02/2014.
Menurut Sudjito, Pemilu adalah sebuah aktifitas, baik aktifitas masyarakat maupun aktifitas bangsa untuk memilih pemimpin yang ideal. Namun Sudjito mempertanyakan, apakah Pemilu pasti bisa menjamin pemimpin yang amanah, fathonah, tabligh dan sidiq, karena banyak pemimpin yang amanah, fathonah, tabligh dan sidiq, justru tidak lahir dari Pemilu.
Sudjito mengatakan, Pemilu sudah menjadi kesepakatan kita untuk memilih pemimpin, meski cara lain untuk memilih pemimpin juga tidak dapat disalahkan. Karena dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pemilihan Gubernur D.I. Yogyakarta. Menurutnya, karena kita sudah memilih Pemilu sebagai jalannya, maka kita harus konsisten menjalankannya.
Lebih lanjut, Sudjito juga mengungkapkan hasil penelitiannya yang dilakukan kepada sejumlah masyarakat, dimana politik dimata mahasiswa dan masyarakat dipandang buruk. Menurutnya hal ini terjadi karena banyak politisi yang berpolitik tanpa ilmu.
Berbicara mengenai Pancasila dan Negara, sudjito mengatakan kita memiliki Pancasila, karena Ketuhanan menjadi landasan, dimana kita akan kembali kepada Tuhan, dan kehidupan demokrasi hanyalah proses. Lebih lanjut ditegaskan olehnya, tidak perlu mempertentangkan agama dan Pancasila, karena agama datang dari Tuhan melalui para nabi-Nya, sementara Pancasila dibentuk oleh para pendiri bangsa yang hanya seorang manusia, untuk mengatur tata cara kehidupan bernegara, bukan mengatur agama.
Sudjito juga mengajak kepada para peserta untuk tidak mencari sosok lain siapa yang Pancasilais. Menurutnya, mulailah dari diri sendiri untuk memberikan contoh dan keteladanan, meski sejarah menyatakan Bung Karno merupakan penggali dan penggagas Pancasila. (Ilham/mh)