Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M. Gaffar menutup acara Pendidikan dan Pelatihan Penyelesaian Perkara Perselisihan Hasil Pemilu Legislatif 2014 untuk Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang dihadiri oleh Ketum DPP Hanura Jenderal (Purn.) Wiranto, Kamis (30/1/2014) pukul 19.30 wib.
Dalam sambutannya, Janedjri menyampaikan salam hormat dan permohonan maaf dari Pimpinan MK karena bertepatan dengan pembacaan putusan delapan pengujian undang-undang di Gedung MK. Melalui forum diklat ini, Janedjri bercerita di sela-sela penyampaian materi pada sore tadi, ia mengaku pernah menjadi pelayan Pak Wiranto pada tahun 1997.
“Kami bahagia diberi kesempatan melayani Bapak. Meski tidak lama, banyak ilmu yang kami timba sebagai bekal meniti karier sebagai PNS. Bapak sangat tegas, disiplin, dan perfeksionis. Jadi segala sesuatunya terukur. Beliau menyiapkan bahan rapat secara detail. Gayanya tenang. Beda dengan saya yang meledak-ledak,” kata Janedjri.
Menurut Janedjri, dulu dirinya mengaku melayani Wiranto meskipun purnawirawan jenderal ini juga sudah punya tim sendiri. Menurut Sekjen MK ini, Wiranto sangat memerhatikan hal-hal kecil, meskipun aktivitasnya cukup sibuk dan pekerjaannya padat. “Gaya kepemimpinan saya sekarang memimpin MK banyak dipengaruhi Pak Wiranto,” katanya. Dalam sejarah, Wiranto bahkan pernah berkesempatan mengambil tampuk kepemimpinan, namun Wiranto tidak mengambilnya karena di mata Janedjri, beliau bukan orang yang ambisius.
Terhadap esensi diklat ini, Janedjri berharap dengan selesai kegiatan ini tidak otomatis selesai pula pekerjaannya. “Tolong sampaikan ilmu dan pengetahuan yang Bapak/Ibu terima kepada kader Hanura di seluruh Indonesia. Jika tidak disampaikan, maka tidak ada gunanya kehadiran anda semua di sini,” tutur Janedjri. Output dari diklat ini adalah peserta memahami pedoman beracara di MK ketika ada sengketa pemilu. Salah satu praktik yang diajarkan adalah cara menyusun pedoman permohonan beracara bagi Pemohon dan juga sekaligus bagi Pihak Terkait. “Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kader Partai Hanura,” ujar Janedjri.
Kepentingan Bangsa
Sementara itu, Wiranto dalam sambutannya mengatakan bahwa apa yang disampaikan Janedjri sudah cukup lengkap dan komprehensif, sehingga dirinya hanya tinggal menutup. “Namun rasanya tidak sopan kalau melupakan perkawanan saya dengan Sekjen MK ini di masa lalu,” ujarnya. Menurut Wiranto, dulu Janedjri adalah pegawai Sekretariat MPR, sementara dirinya diamanati mengurus Panitia Ad Hoc (PAH), saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Satuan Angkatan Darat (KSAD).
Terhadap esensi acara, Wiranto menyampaikan diklat yang berlangsung 3 malam dan 4 hari ini sangat bermanfaat bagi segenap kader Partai Hanura. Ia hanya berpesan agar semua pihak, baik kader Hanura maupun MK sendiri dapat bekerja profesional dan semata-mata demi kepentingan bangsa. (Yazid/mh)