Peran partai politik di negara ini sangatlah penting. Mustahil jika ingin membangun demokrasi tanpa adanya partai politik (parpol). “Kita tidak bisa membangun demokrasi tanpa parpol,” tegas Gregorius Seto Harianto saat menjadi pembicara pertama dalam acara Bimbingan Teknis Hukum Acara Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 Bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Sabtu (30/11) malam, bertempat di Graha Konstitusi 3 Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi MK, Cisarua, Bogor.
Oleh karenanya, menurut Seto, sikap skeptis atau kekecewaan berlebihan kepada partai politik, jangan menjadikan kita menghindari atau bahkan ingin membubarkannya. Malah sebaliknya, menurut dia, partai politik harus mendapat perhatian dan didukung sepenuhnya untuk memperbaiki diri sehingga berubah menjadi lebih baik. Hingga pada akhirnya akan meningkatkan kualitas demokrasi di negeri ini. “Partai harus dibangun, jangan digerogoti,” pesan salah satu pelaku perubahan Undang-Undang Dasar 1945 ini kepada para peserta.
Salah satu upaya memperbaiki kualitas parpol tersebut adalah dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila terhadap para kadernya. Menurut Seto, Pancasila sudah seharusnya dihayati oleh seluruh kader partai politik. Sebab Pancasila merupakan sesuatu yang digali dari khasanah budaya bangsa. Selain itu, Pancasila juga mengandung nilai-nilai kekeluargaan. Oleh sebab itu, sudah selayaknya persoalan-persoalan yang ada diselesaikan dengan memegang teguh pada nilai-niai yang dikandung oleh Pancasila tersebut. “Inilah yang harus diwujudkan dalam berbagai fungsi,” ujarnya.
Apalagi, kata Seto, bangsa ini telah bersepakat bahwa demokrasi dilaksanakan dengan berlandaskan pada UUD 1945 yang pasal-pasalnya merupakan pengejewantahan dari Pancasila itu sendiri. “Pancasila sebagai ideologi, merupakan gagasan ide yang tertata,” tuturnya saat memaparkan materi mengenai “Pancasila dan Pemilihan Umum”. (Dodi/mh)