Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Hakim Konstitusi Harjono kembali melanjutkan pemeriksaan terhadap orang-orang dekat Akil Mochtar semasa menjabat sebagai hakim konstitusi maupun ketua MK, Rabu (9/10) malam, di Gedung MK. Pemeriksaan ini dilakukan secara terbuka dan disiarkan langsung oleh media televisi. Namun, untuk pemeriksaan mantan ajudan Akil, meskipun dilakukan secara terbuka, dilarang untuk disiarkan secara langsung (live).
“Terbuka tapi tidak live, itu sudah dipertimbangkan oleh majelis hakim, mengingat ada persoalan-persoalan yang menyangkut pribadi, karena personal, mungkin akan berpengaruh terhadap karier dan lain sebagainya,” jelas Harjono.
Pada pemeriksaan tersebut hadir dua ajudan Akil, yakni IPDA Kasno dan AKP Sugianto. Di samping itu, hadir juga Ketua Penyidik BNN Kombes Pol. Slamet Pribadi dan Ketua Tim Pengambil Sampel Urin BNN dr. Amrita untuk memberikan keterangan atas uji laboratorium terhadap urin dan rambut Akil Mochtar.
Dalam keterangannya, Kasno menyampaikan beberapa hal seputar pekerjaannya sebagai ajudan dan proses penangkapan Akil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kediamannya. Kasno menuturkan, selama dia menjadi ajudan Akil, keseharian Akil biasa saja. Dirinya menjadi ajudan masih belum terlalu lama, yakni sekitar lima bulan.
Menurut Kasno, malam saat penangkapan, Akil bersama rombongan tiba di kediaman Widya Chandra III No. 7 sekitar pukul 20.30 WIB. Menurutnya, tidak lama setelah Akil masuk rumah, datang dua orang tamu, seorang laki-laki dan seorang perempuan. Kemudian tamu tersebut diminta menunggu di teras rumah. Salah seorang petugas keamanan masuk ke dalam untuk memberitahu Akil. Selang beberapa menit, lanjut Kasno, tim KPK langsung masuk ke area rumah mendekati dua tamu itu dan meminta seluruh orang yang ada di sana untuk tidak melakukan pergerakan. Selanjutnya, Akil keluar dari dalam rumah dan tidak lama kemudian langsung dibawa ke kantor KPK.
“Untuk saat itu, posisi saya tidak berdekatan dengan Pak Akil. Posisi saya memang di depan pos bersama rekan-rekan yang lain karena tidak boleh ada gerakan-gerakan atau aktivitas,” ujar Kasno. Kasno mengungkapkan, dirinya tidak mengenali siapa kedua tamu tersebut. “Saya tidak tahu persis wajah (tamu) pada malam itu. Baik yang laki maupun yang perempuan. Saya tidak tahu persis.”
Ditanya terkait kedekatannya dengan supir Akil Mochtar, Daryono, dirinya mengaku tidak terlalu mengenalnya. Adapun mengenai hubungan antara Akil dengan Daryono, menurut Kasno, memang lebih dekat dibandingkan dirinya. “Lebih rileks,” ungkapnya. “Kadang-kadang masuk ke ruang Pak Akil.”
Sementara itu ajudan lainnya Sugianto, menyatakan telah menjadi ajudan Akil Mochtar sejak awal 2011. Seperti Kasno, menurut Sugianto selama ini Akil Mochtar biasa-biasa saja. Namun sejak menjadi Ketua MK, dirinya sudah jarang mengawal Akil. Saat penangkapan Akil pun dirinya tidak di tempat kejadian.
Sugianto menerangkan bahwa pada 11 September 2013 yang lalu, dirinya pernah mengajukan permohonan untuk ditarik dari MK. “Saya sudah bosan, sudah jemu di MK. Tugasnya begitu-begitu saja,” urainya memberikan alasan. Namun pihak Polda saat itu mengatakan bahwa penarikan akan dilakukan setelah ada pernyataan dari MK untuk melepas dirinya.
Di samping itu, niatan mundurnya tersebut dilatarbelakangi pula oleh keberadaan dua mobil mewah di kediaman Akil Mochtar, Toyota Crown dan Mercy. Menurutnya, kedua mobil ini dimiliki Akil dalam rentang waktu sekitar dua bulan sejak menjadi Ketua MK. “Tiba-tiba ada mobil,” ujarnya. “Kok belum lama beli mobil, beli mobil lagi. Saya ikut ngeri, pak,” tuturnya kepada Majelis Kehormatan.
“Anda tidak tahu apakah kedua mobil tersebut diberi atau dibeli?” tanya Bagir Manan. “Kami tidak pernah nanya, tidak pernah ada cerita,” kata Sugianto.
Hasil Tes Negatif
Adapun dalam keterangannya, perwakilan BNN Slamet Pribadi dan Amrita, mengungkapkan bahwa hasil tes urin dan rambut Akil Mochtar adalah negatif. Akan tetapi pihaknya mesti melakukan pendalaman dan pemeriksaan forensik terhadap berbagai hal, khususnya barang bukti, untuk lebih memastikan apakah narkoba yang ditemukan di ruang kerja AKil tersebut adalah milik Akil Mochtar ataukah bukan.
Selain itu, uji laboratoris secara komprehensif juga masih harus dilakukan untuk memastikan apakah Akil tidak pernah sama sekali menggunakan narkoba. Beberapa hal yang perlu dilakukan, kata Slamet, diantaranya dengan memeriksa sidik jari dan uji DNA pada barang bukti, antara lain pada bekas air liur, keringat, atau sisa hembusan nafas.
“BNN dan kepolisian akan melakukan langkah-langkah lanjutan,” tegas Slamet. Karena menurutnya, suatu barang pada suatu tempat tidak mungkin tanpa pemilik atau tidak mungkin ada tanpa ada orang yang meletakkannya.
Untuk pemeriksaan selanjutnya, Majelis Kehormatan masih berencana untuk memeriksa beberapa pihak lagi. Antara lain supir Akil Mochtar, Daryono serta hakim konstitusi yang satu panel dengan Akil saat memeriksa perkara-perkara Pemilukada. (Dodi/mh)