Mahkamah Konstitusi menggelar serangkaian acara pada Selasa (13/8) malam, di Aula Gedung MK. Setidaknya terdapat tiga acara utama, yakni tasyakuran 10 tahun MK dan peluncuran buku Jejak Langkah Satu Dasawarsa Mengawal Konstitusi, pisah sambut Hakim Konstitusi, serta peluncuran buku Politik Hukum Agraria karya Wakil Ketua MK Achmad Sodiki. Di samping itu, pada kesempatan yang sama MK juga menggelar halal bihalal 1 Syawal 1434 H keluarga besar MK.
Dalam sambutannya, Ketua MK M. Akil Mochtar menyatakan, selama sepuluh tahun mengawal konstitusi MK telah melalui berbagai hal. Banyak apresiasi dan pujian yang diterima, meskipun tak sedikit cercaan dan hinaan dilayangkan pula kepada MK selama ini. Meskipun begitu, menurutnya, secara garis besar, hingga saat ini MK masih mendapat penilaian positif dari khalayak.
“Di tengah dinamika tersebut, alhamdulillah berkat rahmat Allah swt dan kerja keras kita, MK mendapatkan tempat di masyarakat. MK dipandang mampu menyelesaikan banyak hal bagi pembangunan dan penegakan hukum dan demokrasi. Atas semua capaian itulah tasyakuran ini kita selenggarakan. Bukan untuk membanggakan diri, melainkan untuk melakukan refleksi dan evaluasi guna menghindarkan diri dari sifat sombong dan takabbur,” ujar Akil.
Dalam rangka memperingati satu dasawarsa tersebut MK meluncurkan buku Jejak Langkah Satu Dasawarsa Mengawal Konstitusi 2003-2013. “Di dalam buku yang sesaat lagi diluncurkan ini, potret utuh perjalanan MK selama satu dasawarsa mengawal konstitusi dikemukakan dan dapat diketahui secara lengkap. Harapannya selain sebagai pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabel Mahkamah Konstitusi kehadapan publik, buku ini dapat memberi manfaat besar terutama untuk memenuhi pengetahuan masyarakat terhadap sejarah dan dinamika perjalanan MK selama kurun waktu 2003-2013,” papar hakim konstitusi yang diusulkan oleh DPR ini.
Selanjutnya, peluncuran buku ditandai dengan penandatanganan kanvas oleh Akil Mochtar selaku Ketua MK dan penyerahan buku kepada mantan hakim konstitusi M. Arsyad Sanusi dan Maruarar Siahaan.
Dalam buku ini, kata Sekretaris Jenderal MK Janedjri M. Gaffar, setidaknya berisi antara lain jejak pemikiran pembentukan MK, jejak kiprah Hakim Konstitusi, jejak penanganan perkara konstitusi berbasis IT, jejak transparansi dan akuntabilitas MK, jejak MK dalam pergaulan internasional, dan jejak ikhtiar mewujudkan SDM MK yang profesional dan beritegritas. “Serta terutama adalah jejak putusan-putusan Mahkamah Konstitusi yang telah banyak memberi warna bagi tegaknya konstitusi serta terwujudnya cita negara hukum dan demokrasi.”
Pisah Sambut dan Peluncuran Buku
Kemudian, acarapun dilanjutkan dengan pisah sambut hakim konstitusi, yakni berakhirnya masa jabatan Hakim Konstitusi Achmad Sodiki dan dimulainya masa jabatan Hakim Konstitusi Patrialis Akbar. Sebelumnya, Patrialis Akbar telah mengucapkan sumpah jabatan sebagai hakim konstitusi bersama M. Akil Mochtar dan Maria Farida Indrati di Istana Negara, pada Selasa (13/8) pagi.
Akil kemudian menyampaikan kesannya terhadap Sodiki. “Pak Sodiki tidak hanya sekedar kolega atau sahabat, melainkan sudah menjadi keluarga. Pak Sodiki merupakan teman sekaligus lawan diskusi yang menyenangkan. Baik sebagai wakil ketua ataupun hakim konstitusi,” ungkapnya.
Akil pun menyambut baik bergabungnya Patrialis Akbar yang juga mantan Menteri Hukum dan HAM dalam keluarga besar MK. Akil berharap, Patrialis dapat bersiergi bersama delapan hakim konstitusi lainnya menjaga konstitusi dan demokrasi dengan dilandasi independensi dan integritas yang kokoh. “Kita berharap visi kenegarwanan, integritas, dan komitmen pengabdian Pak Sodiki, dapat dilanjutkan oleh Pak Patrialis. Meskipun dengan cara, pemikiran, dan pembawaan yang tidak sama,” tuturnya.
Selanjutnya, sebagai tanda dimulainya masa jabatan Patrialis Akbar sebagai hakim konstitusi, secara simbolis Akil Mochtar memasangkan toga kepada Patrialis. Dalam sambutannya, Patrialis menyatakan, akan selalu menjaga integritas dan independensi dalam melaksakan tugasnya sebagai hakim konstitusi.
Sementara itu, dilakukan pula penandatanganan kanvas oleh Achmad Sodiki sebagai tanda diluncurkannya buku karangannya yang berjudul Politik Hukum Agraria. Buku ini, kata Sodiki, berisi kumpulan tulisan dan legal opinion-nya. Tulisan-tulisan tersebut, sambung Sodiki, dilandasi keprihatinan dirinya sebagai anak seorang petani yang melihat nasib petani, buruh, dan nelayan yang masih jauh dari sejahtera.
Akhirnya rangkaian acara tersebut diakhiri dengan halal bihalal yang diikuti para hakim konstitusi beserta seluruh pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK. Halal bihalal ini digelar setiap tahunnya oleh MK dalam rangka memeringati Hari Raya Idul Fitri dan mempererat tali silaturahim antar pegawai dan pimpinan di Mahkamah Konstitusi. (Dodi/mh)