Dalam rangkaian hari jadi MK Turki yang ke-51 digelar simposium dengan tema utama “Constitutional Interpretation in Norm Review and Individual Application” di Gedung MK Turki, Ankara (25-25/04). Hadir dalam kesempatan tersebut, Wakil Ketua MKRI Achmad Sodiki, Diplomat KBRI Ankara Muhammad Ichsan dan seluruh anggota asosiasi MK se-Asia (AACC). Simposium yang dibagi dalam tiga sesi tersebut menghadirkan beragam pembicara mulai dari hakim, advokat hingga akademisi.
Simposium dibuka Vedat Ahsen Coşar, Ketua Asosiasi Advokat Turki yang memberikan gambaran sekilas mengenai isu-isu aktual seputar tema, sedangkan pembahas terdiri dari Andreas L. Paulus (Hakim MK Federal Jerman), Bertil Emrah Oder, (Dekan Fakultas Hukum Universitas Koç) dan M. Khanlar Hajiyev, (Hakim Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa).
Ketiga narasumber menegaskan bahwa penafsiran konstitusional haruslah bersifat kontekstual tidak hanya sebatas menafsir teks. Dalam sesi diskusi, Wakil Ketua MKRI, Achmad Sodiki berbagi pengalaman seputar penafsiran konstitusi yang diaplikasikan oleh MKRI dalam konteks permohonan yang diajukan perseorangan. Masih dalam tema yang sama, sesi kedua simposium diisi oleh Rıza Türmen (mantan hakim pengadilan HAM Eropa), Sibel İnceoğlu, (Dosen Universitas Bilgi Istanbul) dan Javier Borrego Borrego (mantan hakim pengadilan HAM Eropa).
Hari terakhir simposium lebih memfokuskan pada isu tentang “Admissibility Criteria of Individual Applications”. Diskusi dipandu oleh Ahmet İyimaya (Ketua Komisi Kehakiman Turki), kemudian Luis Fernández Antelo (Hakim MK Spanyol) dan Andreas L. Paulus, (Hakim MK Federal Jerman) menjadi analis mengenai tema tersebut. Kegiatan simposium ditutup dengan pemaparan oleh Hüseyin Ekinci (Ketua Rapporteur Commissions MK Turki). Hal yang menarik adalah bahwa Individual application erat kaitannya dengan constitutional complaint, terkait hal tersebut MK Turki telah memiliki kewenangan tersebut sebagaimana MK Spanyol dan MK Federal Jerman yang telah lebih dulu menerapkannya. (MMA/mh)