Sebagai salah satu pendiri dan anggota, Indonesia diwakili oleh Wakil Ketua MKRI Achmad Sodiki menghadiri The Board Members Meeting of The Association of Asian Constitutional Court and Equivalent Institutions (AACC). Rapat AACC ini resmi di buka oleh Ketua MK Turki Hasim Kilic di Ankara pada Rabu (24/04) yang merupakan preparatory meeting untuk agenda kongres kedua AACC sebagaimana diamanatkan oleh inaugural congress AACC di Seoul tahun 2012.
Sembilan dari sebelas anggota AACC yang hadir adalah Indonesia, Korea, Malaysia, Mongolia, Federasi Rusia, Tajikistan, Thailand, Turki dan Uzbekistan. Sedangkan Philipina dan Pakistan tidak hadir. Rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua AACC Hasim Kilic membahas sembilan isu strategis antara lain penerimaan dua anggota baru AACC yaitu Kazakhtan dan Afganistan serta Georgia sebagai observer.
Hal lainnya adalah penentuan waktu pelaksanaan kongres kedua, tema kongres, negara dan institusi yang akan diundang, logo resmi, masalah keuangan serta beberapa kegiatan yang akan digelar secara berkala oleh AACC.
Rapat yang belangsung cukup efektif tersebut menghasilkan beberapa kesepatan penting untuk agenda AACC pada tahun berikutnya. Forum menerima dan mengakui secara resmi dua anggota baru AACC yaitu Kazakhstan (Constitutional Council) dan Afganistan (Independence Commission for overseeing the Implementation of Constitution) termasuk Georgia (Constitutional Court) sebagai observer.
Selain itu, untuk kongres kedua AACC akan dilaksanakan pada Mei 2014 di Istanbul dengan beberapa tema aktual yaitu protection of human rights, the difficulties encountered in the activities of constitutional court and supreme court, interpretation in constitutional justice dan the role of Constitutional court as distributor of individual justice and interpreter of the constitution.
Di samping masalah topik dalam kongres, disepakati mengenai 11 negara dan 14 institusi yang akan diundang dalam kongres kedua serta logo resmi AACC. Presiden AACC juga menyampaikan bahwa dalam kaitannya dengan kongres kedua, akan dirancang semacam publikasi resmi AACC berupa putusan-putusan landmark dari MK negara anggota untuk memperkaya referensi mengenai comparative constitutional law.
Selain menghadiri pertemuan tersebut, Sodiki juga mengikuti 51st Anniversary of the Turkish Constitutional Court & Symposium dalam rangkaian kegiatan ulang tahun MK Turki ke-51, Rabu-Kamis (25-26/04). Simposium mengangkat tema menarik di antaranya Constitutional Interpretation in Norm Review and Individual Application, dan Admissibility Criteria of Individual Applications. Narasumber yang akan hadir pun cukup beragam mulai dari hakim, advokat, dan akademisi. Agenda ini merupakan program reguler MK Turki yang diselenggarakan setiap ulang tahun sebagai upaya untuk ajang untuk memperluas khasanah tentang eksistensi MK dalam konteks global.
Silaturahim dengan WNI
Dalam rangkaian kunjungan ke Turki tersebut, Sodiki menyempatkan diri melakukan temu wicara dan silaturahim dengan warga negara Indonesia di Turki. Kegiatan yang diselenggarakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia, Ankara, pada Selasa (23/4) itu dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki, Nahari Agustini serta beberapa diplomat lainnya. Sodiki menjelaskan bahwa kehadiran Indonesia dalam forum tersebut sangat penting mengingat MKRI merupakan salah satu pendiri sekaligus anggota AACC. Acara ini digelar untuk mempersiapkan kongres kedua AACC di mana MK Turki akan menjadi tuan rumah agenda tersebut.
Beberapa hal aktual dibahas diantaranya perkembangan kerja sama Indonesia dan Turki dalam berbagai bidang, perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia serta persiapan KBRI Ankara menjelang Pemilu 2014. Sodiki juga menyampaikan mengenai perkembangan MKRI saat ini khususnya yang terkait dengan kewenangan yang diemban MK. Terkait dengan masalah Pemilu 2014, Sodiki menambahkan bahwa MKRI akan kembali menjadi wasit dalam penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilu 2014.
Merespon hal tersebut, Nahari Agustini juga menjelaskan bahwa saat ini KBRI Ankara sudah mulai melakukan persiapan Pemilu 2014 khususnya yang terkait dengan daerah pemilihan (Dapil) luar negeri. Di samping itu, KBRI Ankara juga sedang menangani evakuasi tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di perbatasan Turki-Suriah. Kegiatan silaturahim diakhiri dengan ramah tamah dan tukar menukar cinderamata. (MMA/mh)