Medan, (Analisa). Ketua Umum Majelis Zikir Tazkira Sumut, Buya KH Amiruddin MS mengatakan, umat Islam harus mampu mewarnai dan mempengaruhi lingkungannya. Bukan sebaliknya, lingkungan yang justru mewarnai umat Islam.
"Seperti kehidupan Nabi Muhammad Saw. Meskipun dia hidup di tengah-tengah kaum jahiliyah, namun dia tidak terpengaruh. Bahkan, dia mampu mempengaruhi kehidupan kaum jahlliyah dengan akhlaknya yang mulia," katanya dalam tausiyah Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw 1434 H, dirangkai penyantunan anak yatim-piatu serta pemberian bantuan bagi bilal mayit dan penggali kuburan digelar PW IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Sumut, Minggu (24/2).
Hadir dalam acara itu di antaranya Penasihat PW IPHI Sumut juga Pimpinan Majlis Taklim/KBIH Jabal Noor dan Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Medan KH Zulfiqar Hajar Lc ,serta Ketua PW IPHI Sumut H Ahmad Husein SE.
Menurut Buya KH Amiruddin MS, Peringatan Maulid Nabi Muhammad dilaksanakan IPHI Sumut yang mengundang jamaah haji sangat tepat, karena bagi jamaah haji ini merupakan satu perjalanan "napak tilas" Nabi Muhammad Saw dalam mensyiarkan Islam dari Mekkah hingga ke Madinah.
Sebab, lanjutnya, jika memahami kehidupan Rasulullah Saw sebagai tercantum dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 177, ada 3 makna termaktub di dalamnya. Pertama, umat Islam agar meningkatkan kekuatan iman dan ketakwaanya kepada Allah. Kedua, umat Islam agar meningkatkan amal ibadahnya, baik yang wajib maupun sunnat serta ketiga, bagaimana umat Islam dapat meningkatkan kekuatan ekonominya.
Pendiri
Dikemukakan Pendiri dan Ketua Umum Majelis Zikir Tazkira Sumut yang berdakwah sejak tahun 1976, kepemimpinan dalam diri Rasulullah terlihat sejak dia masih remaja.
Seperti, sambungnya lagi, terjadinya perselisihan antarkepala suku (kabilah) di Makkah soal siapa yang lebih berhak menempatkan kembali Hajaral Aswad di tempatnya. Masing-masing kepala kabilah merasa lebih berhak, karena kabilah (suku) mereka lebih lama tinggal di Makkah, namun kepala kabilah lain menolaknya.
Akhirnya, disepakati pihak yang berhak meletakkan Hajaral Aswad di tempatnya semula adalah siapa yang terlebih dahulu masuk ke lingkungan Masjidil Haram keesokan harinya.
"Ternyata, seorang pemuda bernama Muhammad bin Abdillah yang masuk terlebih dahulu ke dalam lingkungan Masjidil Haram. Sehingga, dia diminta untuk mengangkat Hajaral Aswad. Dengan jiwa kepemimpinannya, dikembangkan sorban yang dipakainya ke lantai dan ditaruhnya Hajaral Aswad di sorbannya seraya meminta masing-masing kepala kabilah memegang ujung sorbannya dan mengangkatnya bersama-sama. Inilah jiwa kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang tidak ada bandingannya,"sebutnya.
Maulid dan Zikir
Pada bagian lain tausiahnya, Buya KH Amiruddin MS mengundang umat Islam agar dapat menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Zikir Akbar yang akan digelar di Masjid Al-Hidayah Mapoldasu Tanjung Morawa pada Sabtu, 2 Maret dimulai pukul 07.30 Wib.
Dalam kegiatan itu, katanya, akan diadakan zikir dan doa yang akan dipimpinnya langsung. Sedangkan tausiyah rencananya akan disampaikan Habib Assegaf dari Semarang. (sug)