Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD menjadi nasasumber dalam kegiatan Silaturahmi Kerja Sama (Silakwil) dengan tema “Peran Cendekiawan Muslim dalam Membangun Peradaban Bangsa’’ yang diselenggarakan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Riau di Hotel Pangeran, Pekanbaru (1/12), yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Riau H. Rusli Zainal.
Dalam kesempatan itu, Mahfud banyak berbicara tentang permasalahan yang dihadapi bangsa ini, khususnya masalah weak leadership (kepemimpinan lemah). “Saya melihat salah satu masalahnya ada di kepemimpinan. Karena sekarang ini kita memiliki masalah weak leadership atau kepemimpinan yang lemah dalam berbagai tingkatan. Lemah dalam arti tidak bisa membuat keputusan cepat yang dibutuhkan oleh rakyat,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Mahfud melanjutkan, ide-ide seorang pemimpin harusnya memiliki sifat yang sejalan dengan Pancasila. Namun produk reformasi saat ini, kepemimpinan lebih kepada transaksional, oligarkis dan hanya titipan dari atas. “Sekarang ini, pemimpin itu bukan lahir karena pilihan dari bawah melainkan terjun dari atas. Inilah yang menyebabkan timbulnya distorsi dalam demokrasi kita dalam hal kepemimpinan,” tandasnya.
Menurut Mahfud, Ada empat hal yang menyebabkan rekrutmen kepemimpinan tidak berjalan dengan benar. Pertama, proses kepemimpinan sebagai arena perebutan kekuasaan. Yang kedua, munculnya pragmatisme untuk mendapatkan kekuasaan, kemudian menimbulkan kecanduan kekuasaan, dan yang terakhir, yaitu terjadinya politisasi birokrasi. “Akibat hal inilah menyebabkan pemerintahan yang lemah. Oleh karena itu, kedepan kita khususnya ICMI harus mempersiapkan kepemimpinan yang kuat. Bukan semata-mata karena otoriter, namun lebih kepada ketegasan demi kepentingan rakyat bersama,” jelas Mantan Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur ini. (ddy/mh)