Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD mengatakan bahwa subtansi yang ada dalam Pancasila tidak ada masalah. Sebab, begitu banyak pemberontakan-pemberontakan yangg muncul dalam negeri ini bisa ditumpas. Bahkan, orang-orang yang berdemonstrasi dan mengamuk, serta melakukan anarki justru ingin menegakkan Pancasila.
“Jadi soal penerimaan ideologi, (Pancasila) sudah final,” terang Mahfud ketika memberi sambutan dalam acara Memorial Lecture T.B. Simatupang (mengenang jasa-jasa DR. Tahi Bonar Simatupang, 1920-1990), yang diselenggarakan oleh Institut Leimena, di Hotel Santika Preimer, Jakarta, Senin (12/11).
Hadir dalam acara tersebut, Presiden Institut Leimena Jakob Tobing, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Hakim Saifuddin, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim, KH. Salahuddin Wahid (gus salah), Jenderal Purn. Luhut Panjaitan, serta hadir pula puluhan anggota Institut Leimena, dan keluarga besar dari T.B. Simatupang.
Selanjutnya dalam segi praktik, Mahfud memaparkan lagi dengan mengutip pernyataan dari Jakob Tobing bahwa Pancasila sekarang berada dalam tubir jurang kehancuran. Hal demikian disebabkan Pancasila tidak diamalkan dalam pembangunan yang benar. Semisal, pembangunan demokrasi yang dianut oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah buruk.
Oleh karena itu, Mahfud melanjutkan, sangatlah tepat acara tersebut diselenggarakan oleh Institut Leimena untuk menggali dan mengingat kembali bagaimana dahulu ada seorang bernama T. B. Simatupang yang sudah pernah berfikir bagaimana seharusnya membangun bangsa Indonesia. “Pak Simatupang ini mewakili generasinya, yang telah sama-sama menerima Pancasila,” ujar Mahfud.
Setelah menjelaskan Pancasila dalam praktiknya, Mahfud kemudian menerangkan mau dikemanakan ideologi Pancasila ini. Menurutnya, ke depan masyarakat Indonesia harus optimis, karena bangsa Indonesia mempunyai modal sosial yang sangat bagus. “Saya bangga terhadap negara Indonesia, karena ikatan kebangsaannya yang sangat kuat,” terang Ketua MK ini.
Dalam akhir sambutannya, Mahfud berpesan kepada semua pihak yang hadir dalam acara tersebut untuk mengerti dan sadar bahwa Pancasila harus diisi dengan pembangunan bukan dengan perusakan. Menurutnya, pembangunan adalah setiap langkah yang dilakukan secara bersama untuk mencapai tujuan yang baik, salah satunya kesejahteraan sosial.
Sementara kata jakob Tobing, totalitas hidup Pak Sim panggilan akrab untuk T. B. Simatupang dipersembahkan bagi bangsa. “Sikapnya yang tegas dan tanpa kompromi menggambarkan kecintaannya yang mendalam terhadap Pancasila dan rakyat Indonesia,” terang Jakob. “Sedangkan visi beliau tajam ke depan, ikut memberi dasar bagi pengembangan TNI RI yang modern,” tambahnya.
Acara tersebut juga disajikan diskusi menarik berkenaan dengan “Pembangunan Sebagai Pengamalan Pancasila”. Dalam diskusi ini dihadirkan narasumber yakni Prof. Dr. Adrianus Mooy dan Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, serta yang menjadi moderator adalah Roslanna Silalahi. (Shohibul Umam/mh)
Pncasila memang bisa dilihat untuk sekarang ini bisa dilihat dari tiga dimensi.
Pancasila dalam ideologi, dan pancasila dalam pelaksanaannya, dan terkahir bagaimana pancasila ke depan.
Kalau pancasila dalam segi ideologi sudah tidak ada masalah. Tidak ada satu kekuatan pun dalam negeri yang mengatakan bahwa pancasila bukan ideologi negara.
Pemberontakan-pemberokan untuk mengganti pancasila sudah banyak, namun bisa ditumpas. Bahkan orang-orang yang mengamuk dan melakukan anarki justru ingin menegakan pancasila.
Jadi soal penerimaan ideologi sudah final.
Selanjutnya, menengenai pelaksanaan Pancasila. Dalam mengutip penjelasan dari jakob Tobing bahwa Pancasila sekarang berada dalam tubir jurang kehancuran negara ini. Karena pancasila ini tidak diamalkan dalam pembangunan yang benar. Dari sudut demokrasi, mahfud berpendapat bahwa kondisi demokrasi bangsa Indonesia saat ini sangatlah buruk, dikuasai oleh kaum oligarkis. Sehingga kita tepat mengatakan kegiatan ini, untuk menggali dan mengingat kembali bagaimana dahulu ada seorang bernama T. B. Simatupang yang sudah pernah berfikir bagaimana seharusnya 0bangsa Indonesia ini. Pak Simatupang ini mewakili generasinya, yang telah sama-sama menerima Pancasila.
Kemudian yang terakhir, kita harus optimis. Karena kita mempunyai modal sosial yang sangat bagus. Dan ini perlu penegakan hukum dan leadersip yang kuat.
Karena saya bangga terhadap negara Indonesia, karena ikatan kebangsaannya sangat kuat.
Semisal, ketika bencana di Aceh dan di Jogya. Semua rakyat Indonesia bekerjasama tidak memandang kamu suka apa, agamanya apa, karena kita satu.
Sehingga kita tidak terlalu disusahkan sekat-sekat perbedaan premordial.
Untuk menyadarkan kita bahwa pancasila itu harus diisi dengan pembangunan bukan dengan perusakan. Pembangunan kalau saya mengartikan setiap langkah yang dilakukan secara bersama untuk mencapai tujuan yaitu kesejahteraan sosial dan berbagai aspek tersebut.