Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengingatkan, agar isu kesehatan tidak menjadi isu kampanye politik. “Bukan politik pembangunan kesehatan, tapi isu kampanye politik,” ujar Mahfud dalam acara ulang tahun Yayasan Epilepsi Indonesia, Minggu (21/10) siang di Museum Bank Indonesia, Jakarta.
“Misalnya kalau ada kampanye pemilihan presiden, gubernur, kampanyenya terlalu abstrak, masyarakat harus sehat dan sebagainya,” imbuh Mahfud.
Dikatakan Mahfud yang juga selaku Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UII, politik pembangunan kesehatan di Indonesia ke depan harus semakin cerdas. Politik pembangunan kesehatan di Indonesia diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai persoalan di tengah-tengah masyarakat mengenai beragam gejala penyakit.
Terkait dengan penyakit epilepsi, Mahfud mengungkapkan, saat ini bila orang menderita penyakit epilepsi, dianggap sebagai penyakit yang memalukan sehingga ada kesan disembunyikan. Berbeda ketika seorang pejabat mengalami sakit jantung, beritanya akan dibesar-besarkan di media.
“Dulu ketika saya masih jadi menteri, ada pejabat yang sakit tapi tidak mau katakan apa penyakitnya. Ternyata yang bersangkutan terkena penyakit diare, mungkin dia malu mengatakannya,” ujar Mahfud.
Mahfud melanjutkan, penyakit epilepsi merupakan kenyataan yang ada dalam masyarakat, tidak perlu ditutup-tutupi. Karena itu, menurut Mahfud, perlu diubah cara pandang masyarakat dalam mengatasi penyakit epilepsi. “Itulah sebabnya, Yayasan Epilepsi Indonesia dibentuk,” tambah Mahfud.
Hidup di Indonesia Nyaman
Di luar persoalan epilepsi, Mahfud menyinggung soal kenyamanan hidup di Indonesia. Menurut Mahfud, hidup di Indonesia nyaman dan tenteram. Ia membandingkan kehidupan masyarakat di Suriah, Pakistan, maupun Afghanistan yang hampir tiap hari terjadi ledakan bom yang menewaskan banyak orang.
“Kehidupan di negara-negara tersebut benar-benar tidak tenang, mau ke luar rumah, mau cari makan, takut kena bom, kena tembak. Hidupnya serba ketakutan. Coba bayangkan, orang hidup di tengah ketakutan. Tapi kita di Indonesia enak, mau cari makan tengah malam, tenang dan aman,” ungkap Mahfud.
Dijelaskan Mahfud, situasi aman dan nyaman negara Indonesia ketimbang Pakistan atau Afghanistan, disebabkan Indonesia merupakan negara merdeka dengan budaya yang tumbuh dan dibangun sendiri, kemudian dikristalkan menjadi ideologi negara Indonesia.“Itu semua karena kita hidup di negara yang merdeka, dan negara merdeka itu perlu orang-orang berkualitas,” kata Mahfud.
“Kemudian soal tantangan tindak kekerasan di Indonesia? Memang ada, tetapi secara umum hal itu bisa diatasi,” tandas Mahfud. (Nano Tresna Arfana/mh)