Islam itu sangat kompatibel dengan kebutuhan-kebutuhan modern. Baik dalam urusan kemasyarakatan maupun politik dan ketatanegaraan. Apa yang dibutuhkan masyarakat modern, Islam bisa menyesuaikan.
Demikian setidaknya pokok pikiran yang diutarakan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD dalam Orasi Ilmiah bertajuk “Peran Umat Islam Menuju Tata Politik Indonesia Modern”, yang digelar oleh Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur’an (PTIQ) Jakarta dalam rangka Wisuda Sarjana Strata Satu (S-1) Ke-15 dan Pascasarjana Ke-7 pada Senin (15/10) di Jakarta Convention Center.
Menurut Mahfud, pada intinya, Islam sangat toleran terhadap perkembangan sistem politik dan ketatanegaraan. Namun tentu saja, selama perkembangan tersebut demi terwujudnya kemaslahatan rakyat banyak. “Karena, dalam hal ketatanegaraan, tidak ada yang kaku,” ungkapnya. Salah satu buktinya, sudah beberapa kali konstitusi kita berubah atau berganti, kontribusi para tokoh Islam melalui pemikiran-pemikirannya tetap berpengaruh besar.
Di samping itu, dia juga mengingatkan pentingnya keberadaan negara, meskipun negara tersebut dipimpin dengan buruk. Sebab, dirinya tidak dapat membayangkan sekelompok masyarakat hidup tanpa negara dan pemerintahan. Karena, dapat dipastikan, akan terjadi kekacauan yang mengakibatkan hancurnya kehidupan manusia.
“Boleh mengkritik kepolisian, namun jangan sampai protes-protes itu menghancurkan polisi,” tegasnya mengingatkan. “Bayangkan negara ini tanpa polisi. Dua jam saja. Dua jam itu sudah (cukup untuk membuat) hancur negara. Kalau ada yang merampok tidak ada yang mengamankan. Membunuh biasa saja. Menteri Presiden tidak ada yang mengamankan,” beber Mahfud.
Akhirnya dia pun mengajak para hadirin untuk berdemokrasi secara dewasa dan bijaksana. “Mari kita berdemokrasi dengan proporsi masing-masing dalam koridor berterima kasih pada para pendiri bangsa. Kita mesti menjaganya, memeliharanya. Karena kita menikmati apa yang mereka lakukan. Apa yang sudah pahlawan-pahlawan tinggalkan kepada kita,” katanya.
Menurutnya kedamaian, keamanan, dan ketentraman dalam hidup bermasyarakat itu menjadi tujuan dalam hidup bernegara. “Universal sifatnya, sejak dulu, hingga sekarang dan akan datang seperti itu,” papar Mahfud yang dulu pernah ingin mendaftar ke PTIQ Jakarta namun tak jadi.
“Kita ini mesti bersykur pada Tuhan Yang Maha Esa, karena hidup di negara yang sangat-sangat nyaman. Kita dengan bebas menikmati udara dan keindahan alam. Bebas menikmati kekayaan alam, dan mengelolanya sendiri secara berdaulat sebagai negara. dan kita sudah punya pemerintahan sendiri yang bisa kita awasi dan kita tentukan sendiri melalui pemilihan-pemilihan berkala,” pesan Mahfud. Selain itu, dia juga mengajak para hadirin untuk bersyukur atas perjuangan para pendiri bangsa dan pahlawan yang telah berjuang hidup mati demi kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena tanpanya, kita tidak bisa menikmati damainya kemerdekaan seperti yang ada saat ini. (Dodi/mh)