Sekarang ini di Indonesia mulai banyak orang yang memberikan tausiah, banyak memberikan ceramah tetapi tidak bisa memberikan contoh yang baik. Banyak sekali juga kyai sinetron dan kyai palsu yang berpura-pura sebagai ulama. Hal ini disampaikan oleh Ketua MK dalam ceramah nya di Pondok Pesantren Ahlussunnah Wal'Jamaah, (15/09), di Sumenep, Jawa Timur.
Disampaikan oleh Ketua MK di hadapan ratusan masyarakat undangan pada acara haul tersebut, bahwa sekarang ini yang harus dipentingkan dalam hidup adalah harus bisa menjadi uswatun hassanah. "Maka dari itu kita harus bisa pandai memberikan contoh yang baik terhadap masyarakat. Agar semua lapisan masyarakat menjadi uswatun hassanah," terang Mahfud.
Mahfud menilai diadakannya haul itu untuk mengenang orang-orang besar terdahulu kita agar jasanya tidak terlupakan. "Maka kita perlu belajar dan perlu meniru orang yang uswatun hasanah maka dari itu diadakannya haul ini. Agar bangsa ini mempunyai pedoman hidup dan tidak kehilangan arah. Karena saat ini bangsa Indonesia telah kehilangan orientasi dengan anyaknya kerusuhan dimana-mana. Ulamanya pun tidak bisa menjadi uswatun hassanah dan banyak sekali kekacauan di negeri ini karena banyak pemimpin yang tidak uswatun hasanah tersebut," kata Mantan Menteri Pertahanan era Gus Dur ini.
Diungkapkan Mahfud, rusaknya negara karena rusak pemerintahannya. Dan rusaknya masyarakat karena rusak ulamanya. Jadi ketika terjadi kerusakan di negeri ini, jangan kemudian disalahkan rakyatnya. Karena ada beberapa hal yang membuat masyarakatnya yang menjadi anarki itu disebabkan oleh pemerintahannya dan juga para ulama-ulamanya yang tidak uswatun hasanah.
Oleh karenanya, lanjut Mahfud, pentingnya kembali membangun Indonesia karena negara ini dibangun oleh para ulama, yang dilandasi oleh Pancasila dan Konstitusi. Negara ini adalah negara hukum, dengan hukum lah sebuah negara bisa terbentuk. Karena hukum bisa sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Maka jika tidak ada hukum bangsa ini akan mengalami disorientasi, akan mengalami ketidakpercayaan, maka akan menimbulkan pula pembangkangan, dan akan terjadi kembali perpecahan.
"Politik itu adalah bagian dari kehidupan. Zaman sekarang bahwa politik itu diperdagangkan maka menjadi bangsa yang mudah terjadi money politic. Sehingga saat ini politik menjadi buruk dimata masyarakat, bahwa sesungguhnya politik itu tidak kotor, yang kotor adalah orang-orang nya. Untuk itu maka sah saja berpolitik, tetapi politik yang santun. Karena kita tidak bisa lepas dari berpolitik dalam setiap kehidupan," kata Mahfud di akhir acara yang diikuti semua pengurus Ponpes, staff pengajar Ponpes, beserta jajarannya dan ratusan masyarakat sumenep. (Hendy)