Persaingan di masa depan adalah persaingan kualitas, bukan kertas. Dengan kata lain, kualitas mutu pendidikan lebih diutamakan dari sekedar formalitas belaka. Yakni pendidikan yang tidak hanya mengutamakan norma akademik berupa orientasi nilai atau (kertas) ijazah saja, namun juga substansi akademik.
“Di masa depan, ukuran-ukuran formal semakin ditinggalkan,” ujar Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD, dihadapan sekitar 100 pelajar yang tergabung dalam Euro Management Indonesia yang berkunjung ke Gedung Mahkamah Konstitusi, Selasa (11/9) di Ruang Konpers. Menurut Mahfud, mutu pendidikan bisa ditakar, salah satunya, dari etos kerja yang tinggi.
Euro Management Indonesia adalah konsultan pendidikan internasional yang memfasilitasi para pelajar yang baru lulus dari Sekolah Menengah Atas untuk mengikuti program pendidikan lanjutan di luar negeri, khususnya Perancis dan Jerman. Dalam kunjungan tersebut, para peserta mendapat “petuah” dan “wejangan” dari Mahfud sebelum mereka benar-benar meninggalkan tanah air untuk mengenyam pendidikan di Eropa.
Sebagai generasi muda dan calon pemimpin bangsa, Mahfud berpesan agar seluruh peserta meluruskan niat saat nanti menempuh pendidikan di sana, yakni untuk menuntut ilmu. Para pelajar Indonesia, kata Mahfud, harus bangga dan berani menunjukkan identitas, karakter, dan kultur bangsa Indonesia di manapun berada.
“Bekali diri dengan sebaik-baiknya,” pesan Mahfud. “Sehingga ketika pulang siap membangun bangsa dan negara ini.”
Mahfud menegaskan, pelajar Indonesia, khususnya para peserta, harus menjadi para pembaharu yang membuat bangsa ini menjadi lebih baik. “Kemerdekaan negara ini harus diisi oleh kader-kader bangsa (yang) bermutu,” tuturnya. Sehingga, orang-orang terpelajar di negeri ini menjadi aset bangsa, dan bukan malah menjadi beban.
Diakhir paparannya, Mahfud pun menyampaikan pesan yang berisi sedikit tantangan. Dia mengatakan, pada intinya, jika 20 tahun ke depan, para peserta yang bertemu dengan dirinya hari ini menjadi salah satu pemimpin bangsa, baik di pemerintahan maupun swasta, dia meminta agar menemui dirinya. Dan mengatakan, “Pak, saya sebelum berangkat, dulu ke kantor bapak. Dan sekarang, saya sudah menjadi menteri,” seloroh Mahfud memberi contoh, diiringi senyum optimis diwajahnya. (Dodi/mh)