Dalam rangka hari raya Idul Fitri 1433 H yang tak lama ini dirayakan oleh seluruh umat muslim, MK menggelar acara Halal bi Halal dan Silaturahmi Keluarga Besar Mahkamah Konstitusi, Selasa (28/8) siang. Bertempat di Aula lantai dasar gedung MK, acara ini dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Achmad Sodiki, para hakim konstitusi beserta pasangan, dan seluruh pejabat struktural serta pegawai di lingkungan MK. Tampak pula Sekretaris Jenderal MK Janedjri M. Gaffar dan Panitera MK Kasianur Sidauruk.
Acara yang berlangsung khidmat ini dibuka langsung oleh Mahfud selaku Ketua MK. Dalam sambutannya, Mahfud menjelaskan bahwa poin penting dalam acara halal bi halal adalah saling berbahagia dan meminta maaf antar manusia. “Halal bi halal berasal dari kata halal, yang berarti saling menghalalkan,” ujarnya. Dengan kata lain saling meminta dan memberikan maaf, sehingga menjadi ‘kosong-kosong’. “Jadi, pada kesempatan kali ini marilah kita saling memaafkan dan tidak ada lagi kedengkian. Memulai langkah baru,“ ujar Mahfud.
Dalam kesempatan itu, Mahfud juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama serta kerja keras semua pihak, baik kepada hakim konstitusi maupun seluruh pegawai MK selama ini. Ia mengungkapkan bahwa dengan menjaga profesionalitas kerja, maka kualitas putusan yang dihasilkan oleh MK pun akan tetap terjaga. “Kasus apapun yang ditangani oleh hakim siapapun nantinya akan menghasilkan suatu keputusan dengan kualitas yang sama,” ungkapnya. “Para hakim dalam visi dan misi yang sama, tidak ada konflik. Dan, hakim MK berada dalam satu barisan.”
Pada kesempatan tersebut Wakil Ketua MK Achmad Sodiki diamanahi untuk memberikan tausiyah. Dalam tausiyahnya, Sodiki mengatakan puasa itu milik Allah SWT. Selama sebulan menjalankan puasa itu bertujuan meminta ridha Allah SWT demi meraih surga nantinya. Sodiki menambahkan, berpuasa merupakan habluminallah atau hubungan manusia dengan Sang Khalik, sedangkan acara halal bihalal adalah aplikasi habluminannas atau hubungan antar manusia untuk saling memaafkan kesalahan satu sama lain.
Beliau juga mengaitkan bahwa tradisi lebaran adalah budaya bersama dan terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang muncul di dalamnya. “Kita harus sadar dan paham apa hakikat hidup di dunia yang semata ingin mendudukkan hubungan kita kepada Allah dengan sebaik-baiknya, dan yang terpenting adalah harus adanya kejujuran dan keikhlasan dalam menjalaninya. Karena kejujuran adalah inti terbentuknya kerukunan,” ujar Ahmad Sodiki.
Acara yang rutin diadakan setiap tahunnya ini juga dimeriahkan oleh kehadiran penyanyi era 80-an, Rafika Duri, yang membuat suasana acara menjadi lebih santai dan akrab. Para hakim dan beberapa karyawan pun tidak segan ikut melantunkan suaranya. Acara pun ditutup dengan acara ramah tamah antara hadirin. (Nur/Dodi/mh)