Ketua Mahkamah Konstitusi RI Moh. Mahfud MD melakukan kunjungan kerja ke Maroko untuk menghadiri Konferensi Internasional yang diadakan MK Maroko di Kota Marrakesh pada 3-4 Juli 2012. Kunjungan kerja ini diawali dengan sebuah upacara seremonial peletakan karangan bunga di makam Raja Maroko, Senin pagi (2/7). Turut mendampingi acara tersebut, Dubes RI untuk Maroko H. Tosari Widjaja dan para pejabat dari Kementerian Luar Negeri Maroko.
Disamping agenda Konferensi Internasional, Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Rabat telah menyusun sejumlah agenda yang rencananya Ketua MK sebagai narasumber dalam seminar yang dihadiri oleh korps diplomatik, pejabat pemerintah Maroko, anggota parlemen, akademisi dan masyarakat Maroko lainnya dengan tema Pengalaman Demokrasi Indonesia-Maroko: Peranan Mahkamah Konstitusi yang diadakan oleh KBRI Rabat bekerjasama dengan Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia.
Dubes RI untuk Maroko H. Tosari Widjaja pada hari kedatangan Mantan Menteri Pertahanan RI pada 1 Juli 2012 tersebut menyambut dengan acara welcoming dinner yang dihadiri para mitra kerja KBRI Rabat antara lain anggota Parlemen Maroko, akademisi, Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia, pengusaha Maroko, Paguyuban Pencak Silat Indonesia Maroko, dan PPI Maroko serta para staf KBRI Rabat.
Bagi Pemerintah Maroko, menurut keterangan Suparman Hasibuan, Sekretaris III/ Pelaksana Fungsi Pensosbud kepada MKRI, kunjungan para pejabat tinggi dari negara sahabat ke Makam Raja tersebut mempunyai arti penting sebagai simbol hubungan persahabatan kedua negara.
Makam Raja Maroko yang mengawali kunjungan Ketua MK adalah berada di kota Rabat yang lebih dikenal di Maroko dengan sebutan Mesoleum dimana di kompleks tersebut terdapat makam Raja Mohamed V yang memerintah Maroko dari tahun 1957 s/d 1961 dan makam dari Raja Hassan II yang memerintah Maroko dari tahun 1961 s/d 1999.
Dalam sejarah hubungan diplomatik Indonesia-Maroko, Raja Mohamed V yang dimakamkam dalam Makam Raja tersebut merupakan Raja yang menerima kunjungan Presiden Soekarno ke Maroko pada 2 Mei 1960. Maroko mencatat kunjungan Presiden Soekarno mempunyai arti sangat penting bagi negaranya dan dicatat sebagai kunjungan kepresidenan pertama untuk Kerajaan Maroko setelah negara tersebut merdeka pada 1956. (Miftakhul Huda)