Tim Debat Universitas Indonesia keluar sebagai juara pertama dalam Kompetisi Debat Konstitusi Perguruan Tinggi se-Indonesia Tingkat Nasional Tahun 2012. Tim debat UI berhasil menggulingkan tim debat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dalam babak final, Senin (25/6) di ruang Sidang Pleno MK. Babak final kali ini dipandu oleh Fessy Alwi dan ditayangkan oleh Metro TV, Rabu (27/6) malam.
Adapun Tim Debat UI terdiri dari Luthfi Sahputra, Varida Megawati Simarmata, dan Nur Widyastanti. Sedangkan Tim Debat Untirta terdiri dari Eli Ermawati, Nur Latifah Alhasymmie, dan Richa Septiawan.
Pada kesempatan tersebut, tim debat Untirta mendapatkan posisi pro, sedangkan tim debat UI kontra. Permasalahan yang dibahas adalah Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak. Dengan kata lain, dalam hal ini Untirta setuju dengan kenaikan harga BBM, sedangkan tim debat UI tidak setuju.
Jalannya final pun cukup menarik. Masing-masing finalis telah mempersiapkan bahan dan dalil masing-masing untuk mematahkan argumentasi lawannya. Untirta, misalnya, dalam argumentasi pembukanya menegaskan bahwa dalam hal kenaikan harga BBM, satu-satunya tujuan Pemerintah adalah demi terwujudnya kesejahteraan rakyat sebagaimana tertuang dalam Konstitusi.
“Pemerintah perlu melakukan terobosan-terobosan,” tegas pembicara pertama dari Untirta. “Negara dituntut untuk mengambil sebuah kebijakan yang realistis untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.”
Menurut dia, terdapat beberapa alasan kenapa harga BBM memang perlu dinaikkan. Pertama, subsidi untuk BBM selama ini tidak tepat sasaran. Kedua, kenaikan harga BBM sejalan dengan kebijakan penghematan sumber daya minyak. Dan ketiga, subsidi BBM lebih tepat dialihkan untuk pengembangan infrastruktur atau sektor-sektor lainnya.
Di sisi kontra, tim debat UI setidaknya juga memiliki tiga basis argumen. Pertama, kebijakan menaikkan harga BBM telah menciderai tujuan bernegara yakni menciptakan kesejahteraan umum. Kedua, kebijakan itu hanya akan menurunkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian nasional. “Yang ketiga adalah, kebijakan ini akan mematikan produktivitas dari masyarakat Indonesia,” ujar salah satu anggota tim debat UI.
Lebih parah lagi, menurut tim debat UI, kebijakan menaikkan harga BBM dengan dasar mengikuti harga minyak dunia, juga telah bertentangan dengan putusan MK yang menyatakan bahwa penentuan harga minyak tidak boleh diserahkan kepada mekanisme pasar. Dan seharusnya, menurut mereka, pada konteks ini Pemerintah dapat melindungi rakyat, namun sayangnya yang terjadi adalah sebaliknya.
Setelah berdebat kurang lebih setengah jam, dengan diselingi tiga pertanyaan pendalaman dari juri, akhirnya Ketua Tim Juri Saldi Isra hadir mengumumkan siapa pemenang kompetisi. Menurut Saldi, para peserta sudah memberikan yang terbaik dan cukup memberikan gambaran perdebatan terkait isu kenaikan harga BBM yang memang sedang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini.
Juara Ketiga dan Keempat
Selain penyerahan hadiah bagi juara pertama dan kedua, pada kesempatan yang sama, dilakukan pula penyerahan hadiah bagi juara ketiga dan keempat. Peraih juara ketiga adalah tim debat dari Universitas Hasanuddin. Sedangkan sebagai juara keempat, adalah Universitas Jenderal Soedirman.
Dalam sambutan singkatnya, Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD berpandangan, para peserta kompetisi debat kali ini setidaknya telah memiliki kecerdasan, kecermatan, dan ketangkasan. “Paling tidak salah satu dari ketiganya,” katanya.
Namun perlu diingat, lanjut Mahfud, dalam dunia pendidikan dan penegakan hukum, tak sekedar hal itu saja yang diperlukan. Yang tak kalah penting adalah kemampuan berpikir yang diimbangi dengan kemurnian hati nurani. “Pentingnya menjaga otak dan watak,” tegasnya. Akhirnya dia pun memberikan selamat kepada para juara kompetisi debat. Dia berharap, pesannya tersebut dapat dijadikan sebagai prinsip yang terus dipegang oleh setiap orang, khususnya para penegak hukum di Indonesia. (Dodi/mh)