Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD menghadiri acara launching buku karya Adnan Buyung Nasution yang berjudul “Nasihat untuk SBY”, Jum’at (25/5) di Hotel Pullman, Jakarta Pusat. Selain Mahfud, hadir pula Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati, Hakim Konstitusi Muhammad Alim, Hakim Konstitusi Ahmad Fadlil Sumadi, dan Hakim Konstitusi Anwar Usman.
Pada kesempatan itu, Advokat Senior Todung Mulya Lubis dan Wakil Pemimpin Umum Kompas ST. Sularto menyampaikan sambutannya. Dalam paparannya, Todung mengungkapkan bahwa buku ini merupakan bukti bahwa Bang Buyung, sapaan akrab Adnan Buyung Nasution, tak ada matinya. “Tidak bisa diam, ini DNA-nya Bang Buyung,” candanya.
Menurut dia, sikap Adnan Buyung tidak pernah berubah. Dia akan selalu menyuarakan apa yang dia anggap benar, dan tentu saja dengan gaya khas Buyung yang blak-blakan dan lugas. “Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi,” ujarnya. “ABN always ABN.”
Sedangkan menurut Sularto, Buyung memang dikenal sebagai orang yang penuh dengan kontroversi. “Bukan Bang Buyung kalo tidak menggebrak,” tegasnya. Sularto menuturkan, dalam buku ini dapat kita temui apa saja yang telah dilakukan oleh Buyung selama dia menjabat sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Susilo Bambang Yudhoyono. Pada intinya, buku ini berisikan ulasan terkait nasihat-nasihat Buyung selama menjadi penasihat presiden SBY.
Seperti diakui Buyung sendiri, buku ini memang dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban moral dirinya sebagai anggota Wantimpres sejak 2007 hingga 2009 kepada rakyat. Saat itu, Buyung menjabat sebagai Anggota Wantimpres Bidang Hukum.
Meskipun dalam ketentuan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang No. 19/2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden menyebutkan, anggota Wantimpres dilarang memberikan keterangan atau menyebarluaskan isi nasihatnya kepada pihak mana pun, namun buku ini tetap ‘berani’ ditulis dan diterbitkan oleh Buyung. Salah satu alasannya, kata Buyung, karena dirinya merasa gusar dengan kondisi kebangsaan yang terjadi saat ini.
“Gundah-gulana mau dibawa kemana negeri ini?” serunya. Kegundahan inilah yang membuatnya terpanggil untuk segera menerbitkan buku ini kepada khalayak, dengan niat agar ada manfaat dan pembelajaran yang bisa dipetik dari buku ini.
Pada kesempatan yang sama, dilakukan pula bedah buku bersama beberapa pembicara. Hadir sebagai pembedah: Yudi Latif, Irman Putra Sidin, dan Effendi Gazali dengan dimoderatori oleh Budiarto Shambazy. (Dodi/mh)