Perilaku korup, pragmatis, dan tidak peduli terhadap nasib rakyat membuat bangsa ini krisis keteladanan. “Membawa kita pada kerinduan terhadap sosok negarawan,” ujar Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD, dalam acara Seminar bertajuk “Merindukan Negarawan” yang digelar oleh Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (24/5) di Ballroom Hotel Gran Melia, Jakarta.
Menurut Mahfud, tidak ada parameter baku yang bisa menjadi acuan untuk menilai apakah seseorang itu negarawan atau tidak. Namun, meskipun begitu, setidaknya masyarakat dapat menilai kenegarawanan seseorang dari agenda dan tingkah laku politik mereka selama ini.
"Kita rindu negarawan, bukan hanya para pemain-pemain politik yang ada saat ini. Negarawan itu adalah orang yang track record-nya bagus, ambisinya stabil, dan tidak kecanduan kekuasaan," kata Mahfud yang juga Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) tersebut.
Salah satu yang dapat menjadi contoh sebagai seorang negarawan, lanjut dia, adalah Bung Karno dan Bung Hatta. Faktanya, meskipun keduanya memiliki pandangan politik yang berbeda, mereka tetap berhubungan baik secara personal dan selalu mendahulukan kepentingan negara di atas segalanya.
"Bung Karno punya beberapa lawan politik, tapi kalau lawannya sakit dia mengirimkan dokter untuk mereka. Tidak ada perang politik. Mereka menggunakan kekuasaannya hanya untuk rakyat," ujarnya mencontohkan.
Dia berharap, kita semua, terutama para pemimpin dan politisi saat ini, dapat menjadikan para pendahulu kita sebagai sosok negarawan yang patut diteladani. Sehingga, dalam melaksanakan politik praktis, tetap berpegang teguh pada Pancasila, nilai-nilai keadilan, dan bertujuan mewujudkan kesejahteraan negara.
Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara utama Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sedangkan sebagai narasumber hadir Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Ryamrizard Ryacudu, dan CEO Lippo Group James Riady dengan moderator Hamid Basyaib. (Dodi/mh)