Mahkamah Konstitusi menetapkan Desa Galesong, Kecamatan Galesong, Kab. Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai Desa Pancasila dan Konstitusi pertama. Ketua MK Moh. Mahfud MD menandatangani prasasti dikuti Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Rektor Unhas Idrus A Paturusi, Kamis (1/3), sebagai simbol pencanangan Desa Galesong menjadi wilayah percontohan seluruh desa di Indonesia.
Mahfud dalam sambutannya masyarakat Galesong dibangun sebagai desa Pancasila dan Konstitusi pertama kalinya, bukan hanya di Sulawesi, tetapi di Indonesia. Pancasila dan Konstitusi jelas Mahfud, merupakan kristalisasi, hasil penggalian yang dibahasakan secara verbal dari nilai budaya bangsa yang ada dalam masyarakat, sebagaimana juga dalam nilai-nilai masyarakat Galesong seperti dalam konsep kepemimpinan ada empat sifat, yakni cerdas, berani, jujur dan berada. Pancasila dijelaskan oleh Mahfud memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai adat dan budaya Galesong.
Adapan Pancasila sendiri dihasilkan setelah Bung Karno dan para pendiri bangsa setelah berkeliling nusantara untuk menggali nilai-nilainya, menurut Mahfud ternyata memiliki lima dasar. Seluruh masyarakat ternyata beriman kepada Tuhan, oleh karena itu, kata Bung Karno negara Indonesia berdasar, Ketuhanan Yang Maha Esa. ”Kita tidak bisa menyalahkan agama lain selain Islam, karena itu keyakinan,” ujar Mahfud. Meski tauhid-nya berbeda, semua agama mengajak kebenaran dan keadilan, sehingga soal akidah urusan masing-masing keyakinan tidak boleh bermusuhan. Dalam Islam juga terdapat lakum diinukum waliyadiin, bagimu agamu dan bagiku agamaku.
Kemudian Mahfud mengatakan, pendiri negara juga membaca seluruh Indonesia dan memiliki dasar selain Ketuhanan tadi, yaitu menghargai martabat manusia, saling menolong dan tidak saling menyakiti sesama manusia. Oleh karena itu memiliki dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. ”Kita menghargai sesama manusia secara adil,” terang Mahfud. Lalu, karena kita ingin hidup dalam satu negara, maka kita bersatu dalam persatuan negara Indonesia maka muncul Pancasila dalam sila ketiga.
Selain itu, persatuan agar tidak didominasi oleh kelompok lebih banyak, baik suku, agama, ras dan sebagainya, maka dikatakan dasar negara keempat adalah kebersamaan (demokrasi). ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah, itu demokrasi,” kata Mahfud MD Karaeng Tojeng ini. Kita bersama-sama mendirikan dan membangun negara, maka dikatakan Kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan/ perwakilan. ”Demokrasi permusyawaratan ini merupakan satu-satunya yang ada di dunia,” jelas Mahfud. Jangan menang-menangan, tetapi melalui musyawarah, jika musyawarah sudah selesai, maka apa yang diputuskan diikuti. Mahfud mengingatkan, ”Jika menang-menangan bubar negara ini.” Kemudian yang kelima, semua dasar itu untuk mewudukan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mahfud menegaskan semua nilai-nilai Pancasila ada di Galesong ini. “Sehingga ketika kita diskusi dengan teman-teman Unhas, yang cocok ditetapkan sebagai Desa Pancasila dan Konstitusi pertama adalah di Galesong ini. Terima kasih banyak kepada Rektor Unhas dan Dekan Fakultas Hukum Unas yang memberikan gambaran dan masukan yang banyak terhadap MK untuk memilih ini,” terangnya.
M. Roem selaku Ketua Lembaga Adat Galesong sekaligus Ketua DPRD Sulsel mengatakan, masyarakat Galesong masih memegang teguh adat istiadat dan budayanya secara turun temurun. Salah satunya masyarakat sepanjang pantai Galesong, masyarakat nelayan pasti datang ke Istana Balla’ Lompo Galesong ini untuk minta ijin melaut, begitu pula setelah tiga sampai empat bulan kedatangannya. ”Itu semua masih berlangsung. Begitulah kecintaan masyarakat terhadap lembaga adatnya. Tidak salah Bapak Ketua (Mahfud, Red) menjadikan Gelesong menetapkan sebagai Desa Pancasila dan Konstitusi. Insya Allah masyarakat bisa memelihara menjaga kepercayaan itu. Kepercayaan tidak hanya kata-kata, tetapi diwujudkan dan bisa meneladani Karaeng Galesong di masa lalu yang ada pada Ketua MK,” jelasnya.
Tumbuh dari Bawah
Kemudian Aminuddin Salle yang mewakili Kerabat Karaeng Galesong mengatakan suatu kehormatan atas pencanangan ini. Kesadaran MK dan Mahfud dianggap sejalan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam “gauk tojeng, adak, pangadakkang, sirik, pacce, sipalabbiri’ sipappaccei” dan kearifan lokal lainnya sebagai pengejawantahan Pancasila yang masih sangat relevan bagi kehidupan masyarakat.
Aminuddin menambahkan kondisi masyarakat sudah tercerabut dari akar budayanya. ”Oleh sebab itu maka sudah sewajarnyalah jika kami masyarakat Galesong memberikan apresiasi yang tinggi kepada tokoh yang seide dengan masyarakat adat untuk menumbuhkan kembali sifat-sifat luhur dari para leluhur,” jelasnya.
Pencanangan dikatakan suatu tanggung jawab besar bagi masyarakat Galesong. ”Kami sadar benar bahwa masyarakat Galesong adalah masyarakat relijius yang masih mentaati adat sitiadatnyanya. Pancasila kami sadari bukan saatnya Pancasila adalah kekuatan dari bawah dan dilakukan internalisasi dari bawah,” katanya. Sebagai harapan-harapan Galesong, mudah-mudahan Indonesia bisa tumbuh dari bawah ”Dibangun dari bawah, dari desa kecil dan bisa disebarkan ke penjuru tanah air,” harapnya.
Acara ini dilakukan tidak lama setelah Mahfud MD diberi anugerah gelar kehormatan Karaeng Tojeng karena memiliki empat sifat: cerdas, berani, jujur dan berada dan menerapkan dalam kehidupan nyata. Mahfud MD Karaeng Tojeng atas pemberian gelar ini merasa risih dan malu karena kiprahnya belum selesai dan dengan penghargaan ini diharapkan memompa semangatnya tetap melakukan apa yang selama ini diusahakannya.
Acara pencanangan ini dihadiri Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang juga memberikan sambutan yang mendapat sambutan meriah dari masyarakat Galesong. Selain itu juga dihadiri Ketua DPRD Sulsel H. Muh Roem yang memberikan sambutan, kemudian dihadiri Rektor Unhas Idrus Paturusi, Sekjen MK Janedjri M. Gaffar, Bupati Takalar Ibrahim Rewa, Wakil Bupati Takalar A Makmur A Sadda, Ketua DPRD Takalar, Dekan FH dan dosen FH Unhas, para pejabat tinggi di lingkungan Sulsel dan Takalar, Pemangku adat Galesong I Mallarangang Karaeng Gasing dan para pemangku adat lain dan masyarakat Galesong. (Miftakhul Huda)