Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD menghadiri Seminar Nasional “Tantangan Kondisi Politik, Ekonomi, dan Hukum bagi Pembangunan yang Inklusif dan Berkesinambungan”, Kamis (9/2) di Puri Ratna Room, Hotel Sahid Jaya-Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada kesempatan yang sama, Mahfud memberikan sambutan sekaligus membuka acara selaku Ketua Umum IKA UII Pusat.
Dalam sambutannya, Mahfud mengawali dengan menggambarkan sejarah singkat awal terbentuknya UII di Yogyakarta. Dia menjelaskan bahwa UII dulu pernah ditawari menjadi universitas negeri, namun ditolak oleh pihak UII. Salah satu alasannya, agar UII tetap dekat dengan masyarakat. “Universitas itu ada yang harus dibangun oleh masyarakat dan adapula yang dibangun pemerintah,” katanya. “UII mewarisi nilai-nilai perjuangan,” tegasnya.
Selain itu, dalam paparannya, Mahfud juga menyoroti tentang kondisi sosial dan politik akhir-akhir ini. Menurutnya, tingkat kepercayaan publik kepada partai politik semakin merosot. Buktinya, salah satu hasil survei menunjukkan bahwa parpol menduduki posisi terendah dalam tingkat kepercayaan publik. Akibatnya, sekarang aspirasi politik banyak disalurkan dan disuarakan melalui gerakan politik.
Sementara itu, dari aspek ekonomi dan pembangunan. Meskipun mengakui kurang terlalu mengerti ekonomi secara mendalam, menurut Mahfud, secara makro, ekonomi Indonesia dapat dikatakan sehat. Dan, kecenderungannya adalah semakin membaik. Namun sayangnya, masyarakat bawah tidak merasakan dampak yang signifikan atas pertumbuhan ekonomi tersebut.
Salah satu persoalan keuangan yang cukup menonjol, kata dia, adalah terkait perimbangan keuangan daerah. Di mana, daerah yang merasa memiliki sumber daya berlimpah tidak begitu menikmati hasil dari sumber daya alam yang dimilikinya. Bahkan ada daerah yang sedang menguji undang-undang terkait perimbangan keuangan ke MK karena didasari fakta itu. “Itu problem ekonomi juga,” jelas Guru Besar Hukum Tata Negara UII ini.
Oleh karena itu, lanjutnya, sebaiknya seluruh pihak mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki kondisi negara saat ini. Terlebih bagi para alumni UII yang tersebar diberbagai instansi, baik pemerintahan maupun swasta. Dia pun berharap, seminar serupa lebih banyak dan sering dilakukan sebagai sarana bertukar pikiran demi perbaikan ke depan. “Seminar ini bukan satu-satunya seminar. Mungkin lain kali seminar tentang sosial atau budaya,” ucapnya. “Untuk berdiskusi lebih banyak.” Di mana, lanjut dia, hasil diskusi tersebut dapat menjadi sumbangsih bagi perubahan menjadi lebih baik dan dapat diimplementasikan secara optimal.
Hadir pada kesempatan itu, sebagai Pembicara Utama, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Bertindak sebagai pembahas: Rektor UII Yogyakarta Prof. Edy Suandi Hamid, Ekonom Didik J. Rachbini, Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani, dan Hakim Agung Artidjo Alkostar. Sedangkan selaku moderator, Ketua IKA UII Jakarta Halim Alamsyah. (Dodi/mh)