Ketua MK Terima Universitas Mahendradatta Award 2012
Kamis, 19 Januari 2012
| 17:09 WIB
Ketua MK Mahfud MD menerima penganugerahan Universitas Mahendradatta Award 2012 kepada Ketua MK Mahfud MD yang dinilai kinerjanya selama ini sebagai contoh pemimpin yang dikenal berani mengungkapkan kebenaran di tengah-tengah carut-marutnya bangsa ini. Mahfud juga sekaligus memberikan orasi ilmiah di Ballroom Hotel Inna Bali, Denpasar, (18/1) kemarin, dalam acara Dies Natalis Universitas Mahendradatta ke-49.
Mahfud merasa bahwa penghargaan yang diterimanya sangat luar biasa, mengingat apa yang dilakukannya selama ini, dianggap memang sudah menjadi tugasnya untuk menegakkan keadilan di negeri ini. âBagi saya penghargaan ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus berusaha untuk konsisten, lebih penting menjaga harga diri ketimbang menjaga jabatan. Karena menjaga harga diri mempunyai beban yang lebih berat, kemana kita melangkah untuk kearah postitf atau negatif,â tandas Ketua MK.
Mahfud MD juga menyatakan rasa kekagumannya atas Universitas Mahendradatta yang merupakan perguruan tinggi swasta tertua di Bali dan Nusa Tenggara, masih terus tetap konsisten menjaga dan mendidik untuk menyiapkan kader bangsa di masa depan. âBung Karno, sosok dibalik berdirinya Universitas Mahendradatta adalah orang yang paling dekat dengan konstitusi yang mengatur untuk bagaimana kemajuan bangsa,â jelasnya. Pendidikan yang terus menerus menjaga integrasi, melindungi segenap bangsa dan tumpah darah. Integrasi ini meliputi integrasi teritori dan ideologi negara kesatuan kita mempunyai ideologi Pancasila.
Dalam orasi ilmiahnya, Mahfud mengatakan bahwa pendidikan pula yang mencerdaskan kehidupan bangsa. Kata cerdas dipilih bukan hanya semata-mata kepintaran otak, melainkan perpaduan intelektual dan hati nurani. âPendidikan adalah pengembangan diri dengan iman dan takwa. Lalu diperlukan moralitas untuk menjaga identitas diri, melalui pendidikan yang mencakup keseluruhanya itu iman dan takwa,â tegasnya.
Implikasi terhadap pengembangan ilmu adalah pendidikan tidak mendikotomikan antara kehidupan duniawi dan akhirat. Pengembangan ilmu tidak hanya berdasarkan logika, tapi ada hal lain yang kadang kala tidak logis bisa terjadi, karena itu terjadilah perbedaan. âPerbedaan jangan pernah dijadikan alasan perpecahan, tapi justru perbedaaan dijadikan kemajuan dan pengembangan diri. Ada dasar dalam pengembangan diri, yaitu berdasar oleh iman dan takwa, sehingga membuat kita menjadi orang yang tidak sombong. Jangan sekali-sekali kita menjadi orang yang sewenang-wenang, kalaupun itu terjadi maka kita akan tinggal menunggu kehancurannya, â tambahnya.
Di akhir penerimaan Universitas Mahendradatta Award 2012, Mahfud mengatakan ilmu pengetahuan itu harus memihak kepada kebenaran dan keselamatan bangsa dan negara. Pancasila sebagai pohon ilmu yang akan melahirkan asas kemajuan bangsa. âKita ini hidup bernegara artinya hidup berkonstitusi, negara tidak akan pernah bisa dipertahankan jika tidak ada konstitusi yang mengaturnya,â jelas Mahfud. Sebelum membuat aturan konstitusi, harus disusun terlebih dahulu dasar dari aturan hukum, yaitu Pancasila.
Hukum dan keadilan tidak ditegakkan secara benar, negara akan menunggu kehancurannya. Yang menjadi masalah saat ini adalah bukan pada isi konstitusi, tapi pada penegakan hukumnya. âJangan sampai kita membiarkan negara ini hancur karena kita yang tidak mau mematuhi konstitusi, kolusi didalam penegakan hukum saat ini terjadi di Indonesia,â ajak Menteri Pertahanan RI masa Presiden Gus Dur ini. Keadilan di Indonesia ini sudah rusak, maka itu kita perlu secepatnya menyadari hal ini sebelum negara ini jatuh. Konsep dan teori undang-undang semua sudah dibahas dalam aturan ketatanegaraan kita, yang diperlukan saat ini adalah keberanian menegakkan hukum saat ini.
Pada 2010 lalu, Mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid alis Gus Dur juga menerima anugerah yang sama. Anugerah yang diberikan ini diterima salah satu putri Gus Dur yakni Inayah Wulandari Wahid, pada Dies Natalis ke-47 Universitas Mahendradatta, Bali, Minggu (17/1/2010) di Denpasar. Penghargaan tertinggi ini diberikan universitas tersebut terhadap tokoh yang dinilai pantas menerimanya.
Acara Dies Natalis Unversitas Mahendradatta ke-49 ini diakhiri dengan penandatanganan prasasti yang bertuliskan âIsland of Scienceâ oleh Ketua MK Mahfud MD dan Rektor Universitas Mahendradatta Dr. Arya Wedakarna, yang dihadiri oleh Dewan Pembina Yayasan Mahendradatta Gus Marhaein, Ketua Kopertis Wilayah VIII, dan disaksikan oleh kurang lebih 200 orang mahasiswa Universitas Mahendradatta. (ddy/mh)