Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD menghadiri peringatan HUT ke-66 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (5/10). Ikut hadir dalam acara tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, serta para duta besar negara sahabat.
Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa selama 66 tahun TNI mengemban tugas menjaga kedaulatan negara. TNI dengan struktur organisasi sederhana telah menjadi modern dengan alutsista yang semakin canggih. Menurut Presiden, jika dulu TNI terlibat terlalu dalam di ranah sosial politik, tetapi sekarang TNI berada di ranah yang profesional, TNI telah kembali pada fungsinya.
TNI, kata Presiden, juga telah menunjukkan kepatuhan pada politik negara, dengan menjunjung tinggi demokrasi dan penghormatan HAM, serta patuh pada hukum nasional. TNI pun dinilai telah memberi komitmen terbaik mengingat akhir-akhir ini menghadapi sejumlah gangguan keamanan di dalam negeri. ”Misalnya, benturan fisik masyarakat, konflik horizontal dan aksi kelompok kecil separatis di Papua, yang tentunya harus kita cegah dan hentikan. Meski masalah keamanan dan ketertiban masyarakat jadi tanggung jawab Polisi, tapi TNI harus ikut serta,” ungkap SBY.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan penghargaan atas sejumlah keberhasilan TNI selama ini. Termasuk keberhasilan TNI dalam membebaskan sandera dari perompak Somalia. ”Secara khusus saya menyampaikan penghargaan atas keberhasilan TNI dalam membebaskan sandera dari perampok di Somalia,” ucap SBY.
SBY juga memberikan apresiasi kepada para prajurit maupun PNS TNI yang tengah mengemban tugas di mana saja. Tak lupa, SBY juga meminta untuk tidak melupakan jasa para pahlawan yang telah gugur demi membela bangsa dan negara. ”Saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada pejabat TNI yang mengemban tugas di mana saja, baik itu di perbatasan atau yang tengah mengemban tugas misi perdamaian di belahan dunia,” kata Presiden SBY.
Presiden, dalam kesempatan tersebut, juga meminta kepada aparat untuk melindungi masyarakat, tidak boleh ada sekelompok orang atau masa yang mengancam keamanan masyarakat. Selain itu, kata Presiden, tidak boleh juga masyarakat yang tidak berdosa menjadi sasaran ketidakamanan. SBY meminta kepada untuk melakukan deteksi dini sehingga terorisme dapat dicegah dan digagalkan. ”Jangan kalah lawan terorisme,” pinta SBY.
Selain menyampaikan penghargaan atas keberhasilan TNI, Presiden juga menyinggung pembangunan Peace Keeping Center di kawasan Santi Dharma, Sentul, Bogor. Menurutnya, kawasan tersebut tengah dibangun dan pada akhir tahun 2011 ini gedung tersebut sudah dapat digunakan oleh TNI untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan. ”Peace Keeping Center sebagai sarana pendidikan dan latihan bersama untuk operasi perdamaian, penanggulangan bencana, penanganan terorisme dan stand by force atau satuan tempur mekanis,” kata Presiden. (Shohibul Umam/mh)