Ketua MK: Demokrasi Kompatibel dengan Ajaran Agama Apapun
Rabu, 28 September 2011
| 10:39 WIB
“Keadilan itu tidak beragama, keadilan itu milik semua agama, Demokrasi kompatibel dengan ajaran agama apapun. Tidak ada satu agama apapun di dunia ini yang menolak demokrasi”. Demikian diungkapkan Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD dalam acara Persekutuan Pimpinan Jemaat (PPJ) Gereja Kasih Karunia Indonesia (Gekari) di Hotel Harmoni One Batam Centre, pada Rabu (21/9).
Dalam orasinya, Mahfud MD mengatakan manusia dengan manusia itu sejajar, manusia dengan manusia lain itu mempunyai kebebasan dan mempunyai hak yang sama. Itu artinya demokrasi.
Hal inilah yang menjadikan para pemimpin agama termasuk persekutuan- persekutuan gereja itu bisa mengaitkan peran penting dengan cara mengkonvergensikan antara kegiatan keagamaan dan demokrasi. Kegiatan di luar ritual yaitu masalah sosial politik, dimana gereja dan pemimpin agama mengarahkan demokrasi tumbuh bagus. Bukan untuk melawan orang, tetapi untuk memperbaiki secara bersama-sama keadaan bangsa dan negara ini. “Konstitusi mengatakan keadilan harus ditegakkan, keadilan itu milik semua agama, oleh karenanya kita harus memperjuangkan secara bersama-sama, agar kita bertemu sebagai bangsa sehingga dapat bersatu karena negara ini milik kita bersama”, tandas Mahfud MD dihadapan peserta acara.
Menurut Reinhard Hutabarat yang juga Ketua Panitia Pelaksana PPJ Sinode Gekari Batam, Kegiatan yang dihadiri oleh Pimpinan PPJ Sinode Gekari Pendeta Daniel Henubaw dan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh PPJ Sinode Gekari. Bertepatan tahun 2011 ini, PPJ Gekari Cabang Batam ditunjuk sebagai tuan rumah dan acara ini diikuti peserta kurang lebih berjumlah 500 pendeta dari seluruh Indonesia dan Kota Batam.
Di akhir sesi acara ini, seluruh peserta PPJ Sinode Gekari berdiri mendoakan Mahfud MD dalam menjalankan tugas sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi dan bersama-sama mengamini doa yang dipimpin Bapak Sigarlaki, Sekertaris Umum Sinode Gekari. (Ika Sari/mh)