Jakarta, MK Online - Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar acara Halal Bihalal 1 Syawal 1432 Hijriah di Aula Lantai Dasar Gedung MK, Pukul 11.00 WIB, Selasa (6/9). Acara tersebut dihadiri oleh Ketua MK Mahfud MD, Wakil Ketua MK Achmad Sodiki, para hakim konstitusi, Sekretaris Jenderal Janedjri M. Gaffar dan Panitera Kasianur Sidauruk yang masing-masing didampingi oleh istri. Turut pula hadir seluruh pejabat struktural dan pegawai di lingkungan MK.
Dalam tausiyahnya, Mahfud MD menyampaikan bahwa meminta maaf sesama manusia adalah soal kemanusiaan, bukan soal agama, karena agama apapun mengajarkan bahwa di antara manusia itu harus saling kasih mengasihi. ”Untuk itu, kepada saudara-saudara yang beragama apapun, mari kita saling mengasihi dan memaafkan seperti yang telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW.”
Mahfud MD mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya selalu rukun dan baik kepada sesama, dan tidak pernah dendam dengan umat manusia. Oleh sebab itu, menurut Mahfud, Nabi Muhammad SAW selalu dibacakan Shalawat karena Rosulullah sangat dihormati sepanjang sejarah. ”Coba kita cari apakah ada orang yang selalu dipuji dengan berbagai versi pujian selain Rosulullah,” tanya Mahfud.
Sebagai bukti umat Islam cinta dan menghormati Nabi Muhammad SAW, Mahfud MD mencontohkan dalam setiap sholat setiap umat muslim selalu membaca shalawat dan pujian untuk Nabi Muhammad. ”Tidak sah shalat seseorang kalau lupa membaca shalawat, seperti halnya tidak sah kalau tidak membaca surat Al-Fatihah, dan takbir dalam sholat,” tegasnya.
Untuk itu, dalam acara Halal Bihalal kali ini, Mahfud MD mengajak kepada seluruh keluarga besar MK untuk bershalawat yang banyak. Menurutnya, Shalawat bukan bid’ah sejauh untuk memuji Nabi Muhammad, dan bertekad untuk ikut cara hidup Nabi yang selalu berusaha bersih serta tidak mau menyakiti hati orang.
Di samping mengungkapkan makna dari bershalawat untuk Nabi, Mahfud MD juga menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah. Menurutnya, misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah misi kemanusiaan. ”Oleh sebab itu, di dalam ayat-ayat Al-Quran lebih banyak mengadung kata perintah untuk kehidupan bersama,” ucap Mahfud.
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud juga bicara makna keadilan di dalam Al-Quran. Menurutnya, keadilan itu untuk manusia, bukan untuk agama tertentu. Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menegakkan hukum di antara manusia bukan di antara orang Islam saja. ”Oleh karena itu, di sini kita bisa mengambil titik tolak dalam hari lebaran ini, mulai dari nol, puji-pujilah Rasulullah SAW yang banyak,” ajak Mahfud.
Sementara itu, Hakim Konstitusi Maria Farida Indrati, yang menyampaikan sambutan mewakili para hakim konstitusi, mengatakan bahwa Idul fFitri mempunyai sejarah yang panjang di negeri ini yang mana dirayakan setelah sebulan penuh umat Islam menjalankan ibadah puasa. Idul Fitri, menurutnya, adalah bagian dari perayaan atas keberhasilan mengalahkan diri sendiri dan mengalahkan nafsu duniawi yang dijalani dalam wujud puasa sebulan penuh dalam bulan ramadhan.
Menurut Maria Farida, setiap kali merayakan Idul Fitri, ucapan maaf itu selalu mengiringi kalimat mohon maaf lahir dan batin. Sebuah kalimat yang sederhana tetapi penuh makna karena dalam maaf tersirat pula ungkapan kasih. ”Jika kita saling memaafkan maka di dalamnya akan ada kasih di antara kita, karena salah satu makna dari kasih adalah memaafkan,” jelasnya.
Sambutan lainnya disampaikan oleh Sekretaris Jenderal MK, Janedjri M. Ghaffar mewakili seluruh pegawai Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa setelah satu bulan penuh beribadah puasa diharapkan bisa memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. ”Dengan ketaqwaan ini kita berharap ke depan semakin bisa meningkatkan kinerja dalam menjalankan tugas untuk memberikan pelayanan yang baik kepada Bapak dan Ibu Hakim Konstitusi, serta masyarakat umum khususnya para pencari keadilan,” harapnya.
Acara halal bihalal tersebut semakin semarak dengan kehadiran penyanyi lagu religi, Sulis. Dalam kesempatan tersebut Sulis yang didampingi tiga orang anak mendendangkan tiga buah lagu dengan diantaranya berjudul "Ummi" dan "Rindu Bertemu Nabi". (Shohibul Umam/fy)