Jakarta, MK Online - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Moh Mahfud MD, mendapatkan penghargaan Soegeng Sarjadi Award On Good Governance secara individu oleh Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), di Hotel Four Season, di Four Season Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/8). Pemberian penghargaan tersebut diberikan tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB, setelah pada sore harinya, sekitar pukul 15.00 WIB, Moh Mahfud MD terpilih kembali menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi untuk periode 2011-2014.
Dalam acara tersebut, hadir sejumlah tokoh, diantaranya Soegeng Sarjadi (Pendiri SSSG), Fadjroel Rachman, Sukardi Rinakit, Jimly Asshiddiqie, OC Kaligis, Ahmad Mubarok, serta para anggota DPR lainnya.
Dalam sambutannya, Mahfud MD mengucapkan terima kasih atas penghargaan tersebut. Ia berharap mudah-mudahan penghargaan itu bisa mendorong dan menginspirasi banyak orang untuk dapat bekerja dengan baik, berprestasi, menjaga integritas dan berprestasi.
Pendiri SSSG, Soegeng Sarjadi, dalam sambutanya menjelaskan bahwa tujuan pemberian penghargaan tersebut untuk memberikan apresiasi kepada pemimpin berdasarkan tiga arena yakni, negara, masyarakat, dan pasar (market). Selain itu, memotivasi para pemimpin menghadapi tantangan dan mengembangkan demokrasi, ekonomi, kesejahteraan, keadilan, dan pemerintahan yang bersih serta pro lingkungan.
Soegeng Sarjadi melihat ada empat pilar dalam demokrasi yang sangat penting, yaitu LSM, lawyer, pers, dan partai politik. Tetapi, menurutnya, partai politik sekarang biasanya menunggu, dan hanya LSM, lawyer dan pers yang bisa membawa pergerakan. “Dan, hanya dengan itu kita bisa menjadi besar,” terangnya.
Selain Ketua MK, Soegeng Sarjadi Award juga memberikan penghargaan kepada untuk kategori State. Sementara kategori Civil Society diperoleh Indonesia Corruption Watch (ICW) dan penggiat film Mira Lesmana. Untuk kategori pasar (market) diberikan kepada PT Pertamina dan Maryati Sudibyo dari Mustika Ratu.
Soegeng Sarjadi juga amemberikan Life Time Achievement Award yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu on intelectual integrity diberikan kepada Syafi’I Ma’arif, on social movement inspirator diberikan kepada Almarhum Munir, dan on mass media and democratization diberikan kepada Surya Paloh. Adapun kategori public rights struggle diberikan kepada Prita Mulyasari dan kategori public rights initiative diberikan kepada Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.
Selain memberikan penghargaan kepada tokoh dan lembaga, acara tersebut juga diisi Studium General oleh Jimly Asshiddiqie. Dalam ksempatan itu Jimly berbicara tentang konstitusi dan ketidakadilan. Menurutnya, membahas keadilan dan keatidakadilan dalam perkembangan negara Indonesia, sekarang ini memerlukan wacana keadilan lebih serius. “Dan, ini agenda yang paling penting untuk kita fikirkan bersama melalui segala cara, yaitu masalah keadilan itu,” jelasnya.
Menanggapi acara yang diadakan oleh SSSG, Jimly mengatakan bahwa Soegeng Sarjadi memberikan penghargaan, dan penghargaan tersebut mencakup tiga kategori yaitu, bidang negara, market, dan civil society. Ketiga hal tersebut, menurutnya, harus menjadi kenyataan baru yang harus dipikirkan. “Maka kita dalam memahami kekuasaan negara, mestinya menjadikan cara berfikir dalam politik baru ini menjadi paradigma, bagaimana kita memperkuat bidang negara, market, dan civil society,” terangnya.
Jimly juga menjelaskan bahwa misi kemerdekaan adalah untuk membebaskan bangsa dari ketidakadilan penjajahan. Namun, kalau kita memahami sekali lagi, kemerdekaan yang kita maksud adalah sebagai bangsa, belum tentu menjamin kemerdekaan kita sebagai individu-individu warga,” jelasnya. (Shohibul Umam/mh)