Jakarta, MK Online - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Moh. Mahfud MD menyampaikan ceramah agama (tausiyah) sekaligus buka puasa bersama di Komisi Yudisial (KY), Selasa (2/8). Selain Ketua KY Erman Suparman dan para komisioner KY, juga hadir banyak tokoh, diantaranya Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufik Kiemas, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Ali, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqaddas, Pengacara Senior Adnan Buyung Nasution, Hakim Konstitusi Moh. Alim dan Anwar Usman, perwakilan dari Mahkamah Agung, serta para pejabat dari berbagai lembaga negara.
Dalam ceramahnya, Mahfud MD mengatakan bahwa ada hal yang berbeda antara bulan Ramadhan dengan bulan lainnya. “Pada bulan ini, ada sebuah semangat untuk menjadi manusia baru. Apabila orang yang puasanya dilakukan dengan hati-hati, maka setelah bulan Ramadhan akan habis segala dosanya, sehingga disebut manusia yang fitri, manusia yang menang,” terang Mahfud.
Lebih lanjut Mahfud mengatakan bahwa buniyal Islam (bangunan Islam) itu terdiri dari lima komponen utama yakni, syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji. Menurutnya, lima rukun Islam itu kalau dilakukan dengan benar, maka orang yang melakukannya dijamin masuk surga. “Tetapi itu adalah sebuah bagunan yang komulatif, tidak boleh dipilih salah satu. Artinya, tidak mungkin orang yang ahli sholat itu lalu berhenti puasa, itu tidak mungkin,” ucapnya.
Apakah lima rukun itu berat untuk dilakukan? Mahfud MD menjawab, tidak. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya itu mudah karena itu pekerjaan sehari-hari. “Tinggal kita mau atau tidak,” katanya.
Disamping menyampaikan lima komponen atau lima rukun Islam, yang didalamnya ada ibadah puasa yang tidak bisa dipisahkan dengan komponen lainnya, Mahfud MD juga menyampaikan hubungan ibadah puasa dengan implikasi dengan kehidupan ditengah-tengah masyarakat. Menurutnya, tidak ada gunanya suatu ibadah manakahlah dalam bermasyarakat tidak punya kepekaan untuk bersama-sama membangun, sama-sama maju, dan sama-sama sejahtera.
Kepekaan sosial, menurut Mahfud MD, adalah sangat penting karena Nabi Muhammad sendiri pertama kali menerima wahyu-wahyu di Makkah, yang kemudian dikenal dengan surat Al-Maqiyah, berisikan ajaran ketauhidan dan kepekaan sosial. Dalam surat Al-Maqiyah dijelaskan hubungan baik dengan sesama manusia. Sehingga tidak benar Islam turun sebagai agama yang tidak mengajarkan kepekaan sosial. “Justru yang diajarkan oleh Islam pertama kali adalah mengajar kebenaran, kejujuran, dan keadilan di tengah-tengah masyarakat,”ucapnya.
Oleh karena itu Mahfud MD berpesan bahwa syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji yang dilakukan tidak akan ada gunanya kalau kegiatan tersebut tidak dimbangi dengan peduli dengan sesama masyarakat. “Oleh Karena itu, tidak boleh kita membedakan kehidupan di Masjid dengan kehidupan di kantor, karena Allah SWT selalu mengawasi kita di mana saja kita berada,” jelasnyanya.
Sebelum Mahfud MD menyampaiakan ceramah agama, Ketua KY Erman Suparman, selaku tuan rumah, mengucapkan terimakasi kepada seluruh undangan yang hadir, dan ia mendoakan yang hadir mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. (Shohibul Umam/mh)