Jakarta, MKOnline - Pengurus Yayasan Pembela Tanah Air (Yapeta), yang beranggotakan para tentara PETA pada masa perjuangan, bertemu dengan Moh. Mahfud MD, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (7/7). Dalam pertemuan tersebut mereka mengeluhkan berbagai opini yang dibangun oleh sebagian tokoh, termasuk sebagian sejarawan yang menisbikan peran tentara PETA dalam kemerdekaan Indonesia.
Kepada Ketua MK, Tinton Suprapto selaku Ketua Umum Yapeta menyatakan keyakinannya bahwa mustahil ia dan Ketua MK bisa duduk bersama dalam pertemuan seperti ini, dalam sebuah negara yang merdeka, jika tanpa ada angkat senjata dari para perintis kemerdekaan. “Memang masyarakat umum juga ikut berjuang, termasuk mahasiswa, tetapi kalau tidak ada angkat senjata, itu mustahil bisa merdeka,” terangnya.
“Sesunggunya kami terganggu terhadap sejarawan-sejarawan, termasuk TNI-nya sendiri atas kekurangpahaman mereka apa itu PETA. Walaupun itu hanya dua tahun, yaitu November 1943 sampai Agustus 1945, tapi perannya tidak bisa dilupakan begitu saja,” jelas Pengurus Yapeta lainnya kepada Ketua MK yang saat itu didampingi oleh Hakim Konstitusi Muhammad Alim.
Dalam kesempatan itu, Yapeta juga mempertanyakan pengetahuan para sejarawan muda yang seolah-olah menguasai betul sejarah pada masa perjuangan. Menurut Yapeta, mereka seolah-olah lebih faham dari kami. Padahal sejarawan-sejarawan luar negeri banyak yang menulis tentang PETA. Bahkan pada tahun 2010 kemarin Yapeta menerima tulisan dari sejarawan Belanda. Isinya karena keberadaan PETA lah perang kemerdekaan itu harus dihadapi oleh Belanda sebagai musuh yang tangguh.
Di samping menyinggung soal ketidakperpihakan sejarawan Indonesia terhadap PETA, pengurus YAPETA juga menceritakan soal anjuran Bung Karno pada masa kemerdekaan agar Sulawesi Selatan memiliki semacam PETA seperti di Jawa. Menurutnya, pernyataan tersebut disampaikan oleh Bung karno saat pergi ke Sulawesi Selatan. Meskipun kemudian di sana tidak jadi dibentuk, tapi di daerah lain, tepatnya di Sumatera, sudah berjalan.
Sementara itu, Mahfud MD dalam kesempatan tersebut menyampaikan terima kasih atas kunjungan Yapeta ke MK. Selain itu ia juga mengapresiasi terhadap Yapeta yang telah membuat mozaik sejarah perjuangan negara. “Saya mendukung supaya sejarah itu lebih jelas,” katanya.
Mahfud MD melihat apapun yang kita nikmmati sekarang ini tidak lepas dari peran sejarah masing-masing, termasuk PETA. “Oleh karenanya, PETA harus di tempatkan dalam posisinya yang proporsional dalam sejarah kita. Kita akan mendukung, minimal memberi kontribusi pemikiran kepada pemerintah,” ucapnya kepada para pengurus Yapeta. (Shohibul Umam/mh)