Jakarta, MKOnline - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menanggapi positif rencana penganugerahan Universitas Islam Indonesia (UII) Award kepada Indonesia Corruption Watch (ICW) pada 30 Juni 2011 mendatang, bertepatan hari jadi UII Yogyakarta ke-68.
“Saya pikir, ICW layak menerima UII Award, karena gerakan pemberantasan korupsi bertumpu pada kekuatan negara dan masyarakat. Pada tingkat kekuatan negara, pilar-pilar demokrasi seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif nampaknya agak lumpuh untuk menghadapi korupsi,” kata Mahfud yang didampingi Rektor UII Edy Suandi Hamid, Koordinator ICW J. Danang dan lainnya dalam pertemuan di Warung Daun, Jakarta Pusat, Senin (27/6) siang.
Karena melemahnya kekuatan negara dalam upaya pemberantasan korupsi, ujar Mahfud, sehingga kita lebih banyak berharap pada kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat.
“Kekuatan masyarakat yang bertumpu pada pers dan LSM maupun organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya. Banyak kasus korupsi yang penanganannya macet kalau tidak digebrak oleh pers. Kalau tidak digebrak, didorong-dorong oleh pers, biasanya penanganan kasus korupsi menjadi lemah, sayup-sayup bahkan hilang,” imbuh Mahfud.
Menurut Mahfud, ICW merupakan salah satu LSM yang paling konsisten dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Dikatakan Mahfud, ICW memang tidak punya kekuatan senjata dalam memberantas korupsi.
“Tapi ICW punya kekuatan ampuh menangani korupsi yaitu data. Ketika ICW akan membongkar kasus, kalau hal itu diperdebatkan, bisa dipertanggungjawabkan. Sejak ICW dibentuk, para anggotanya pun tak kenal lelah untuk memberantas korupsi, sampai ada anggotanya yang jadi korban penganiayaan,” tegas Mahfud.
Sementara itu, Rektor UII Edy Suandi Hamid mengatakan, pemberian UII Award kepada ICW, selain dilandasi kegigihan dan konsistensi ICW dalam upaya memerangi korupsi di tanah air, juga tidak bisa dilepaskan dari bahaya korupsi sebagai penyakit dan musuh utama negara.
“Oleh karena itu, dukungan kepada individu atau organisasi seperti ICW harus diberikan agar lebih banyak pihak yang peduli dan berbuat dengan langkah kongkret untuk membersihkan praktik-praktik korupsi yang sudah menggurita di tanah air,” jelas Edy.
Penganugerahan UII Award kepada individu maupun lembaga yang dinilai memiliki kinerja baik dan berkontribusi besar bagi kepentingan bangsa, sudah dilakukan sejak 1997 yang diberikan kepada Jaksa Agung Baharudin Lopa. Tahun 1998, Tokoh Reformasi Amien Rais menerima penghargaan yang sama. Kemudian pada 2010 lalu, Ketua MK Mahfud meraih penghargaan tersebut. Barulah pada 2011, ICW akan menerima UII Award. (Nano Tresna A./mh)