Jakarta, MKOnline - Kalau ingin menyelamatkan bangsa kita dari kehancuran, maka harus menerapkan hukum yang dibuat secara bersama-sama oleh bangsa kita. Salah satu langkah yang dapat ditempuh, dengan menerapkan nilai-nilai dasar Islam.
“Meskipun tidak harus bernama hukum Islam, tetapi kita bisa mengambil nilai-nilai dasar Islam untuk hukum nasional kita,” ujar Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD memberi kuliah umum dalam “Silaturrahim Akbar Ulama Se-Kota Bandung, Malam Penyerahan MUI Award 2011” pada Jumat (15/4), di Hotel Pasteur, Bandung.
Mahfud melanjutkan, pemikir Islam bernama Ibnu Taimiyyah mengungkapkan, “Maka akan abadilah suatu negara yang dipimpin oleh penguasa yang adil, meskipun itu negaranya orang kafir. Sebaliknya, suatu negara akan hancur bila dipimpin oleh penguasa yang tidak adil, meskipun itu namanya negara Islam.”
“Anda bisa melihat hancurnya sejumlah negara Islam di berbagai belahan dunia? Faktor utamanya disebabkan oleh ketidakadilan, karena pemimpinnya korupsi, pejabat-pejabatnya sudah banyak makan barang haram dan sebagainya. Jadi bukan karena hukumnya,” kata Mahfud.
Oleh sebab itu, lanjut Mahfud, menjadi hal tidak terlalu penting kalau kita mempersoalkan nama, prosedural, simbol-simbol, dan sebagainya, dalam upaya penegakan hukum di sebuah negara. Hal yang terpenting, adalah agar hukum di Indonesia bisa menegakkan keadilan bagi masyarakatnya.
Lebih lanjut Mahfud mengutarakan, pada dasarnya negara Indonesia merupakan negara yang darussalam. Dalam arti, Indonesia merupakan negara perdamaian, yang damai antara berbagai ikatan primordial suku bangsa di Indonesia. Mahfud menyebut nama K.H. Wahid Hasyim sebagai salah seorang tokoh yang mengembangkan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain Wahid Hasyim, sambung Mahfud, masih banyak lagi tokoh-tokoh yang ikut mengembangkan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Misalnya, Hasyim Asy'ari, Ahmad Dahlan, Agus Salim, dan lainnya,” imbuh Mahfud.
Dalam kesempatan itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung menganugrahkan MUI Award. Di antaranya, kepada Walikota Bandung Dada Rosada, dinilai berhasil sebagai sosok yang membangun jembatan komunikasi antara ulama dan umara. Selain itu, penghargaan serupa diberikan kepada Ir. Achmad Noe'man, sebagai arsitektur ratusan masjid baik di dalam maupun luar negeri.(Ganie/mh)