Jakarta, MKOnline - Ibadah qurban memiliki dimensi sosial yang sangat tinggi. Perintah berqurban dalam ajaran Islam, disamping merupakan refleksi dari tanda syukur dan mendekatkan diri kepada Tuhan karena banyak nikmat yang diberikannya kepada kita, juga merupakan perintah kepada seorang muslim untuk membangun solidaritas sosial kepada siapa pun tanpa membedakan agama dan kepercayaannya.
Demikian diungkapkan oleh Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva saat menjadi Khatib shalat Idul Adha, Rabu (17/11) di Lapangan upacara Komp. Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta. Nampak hadir pada kesempatan itu, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.
“Ajaran Qurban, memerintahkan kepada seorang muslim untuk menyembelih hewan qurban yang sebagian dagingnya untuk dimakan sendiri dan sebagian lainnya dibagikan kepada mereka yang jarang bahkan tidak pernah menikmati daging hewan,” ungkap Hamdan dalam khutbahnya. Hamdan kemudian mengatakan, “Ajaran ini, adalah bentuk tanggung jawab sosial seorang muslim untuk berempati dan membangun solidaritas social.”
Selain itu, Hamdan pun mengungkapkan, banyak ayat-ayat Al Qur’an yang memberikan peringatan dan pengajaran kepada manusia, terutama umat muslim, untuk tidak menumpuk-numpuk harta serta menghitung-hitungnya saja. Islam, lanjut Hamdan, mengajarkan untuk mendistribusikan dan menginvestasikan harta agar berguna.
“Islam juga mengajarkan untuk mengasihi dan tidak melalaikan anak-anak yatim, menyantuni fakir miskin dan membantu mereka yang dalam keadaan susah dan kesulitan,” ujar Hamdan.
Kalau kita meneliti seluruh kandungan Al Qur’an, kata Hamdan, maka kita akan menemukan suatu pesan yang jelas bahwa ketika ada perintah untuk beriman kepada Allah dan mendirikan shalat, selalu diiringi dengan kewajiban untuk mengeluarkan zakat dan berbuat baik kepada sesama manusia, yang secara singkat dibahasakan dengan istilah hablun minallah dan hablun minannas. “Itulah esensi pokok ajaran Islam,” tegasnya.
Menurut Hamdan, kesitimewaan ibadah qurban mengandung dua dimensi sekaligus, yakni dimensi hablun minallah dan hablun minannas. “Dimensi hablun minallah yaitu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan refleksi kepatuhan dan kepasrahan melaksanakan perintah-Nya. Serta dimensi hablun minannas yaitu membangun solidaritas sosial antara sesama manusia,” ujarnya. (Dodi/mh)