Jakarta, MKOnline - Kalau kita tidak mampu berusaha menegakan hukum dengan adil, itu berarti kita sedang menghancurkan negara kita secara perlahan-lahan. Demikian diungkapkan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Moh. Mahfud MD pada Rabu (10/11) pagi, saat menjadi narasumber dalam acara Hikmah Pagi di stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Menurut Mahfud, penegakan hukum dan keadilan haruslah dimulai dari para pemimpin. Karena, lanjutnya, pemimpinlah yang memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur dan memerintah rakyatnya. Selain itu, pemimpin juga merupakan tauladan bagi rakyat. Oleh karenanya, jika pemimpin rusak, maka rakyat pun kemungkinan besar akan ikut rusak begitu pula sebaliknya.
Dan, jika berkaca pada realita yang terjadi sekarang ini, Mahfud sangat menyayangkan masih banyaknya penegak hukum yang masih menciderai penegakan hukum dan keadilan. “Masalahnya adalah masih banyaknya penegak hukum dan pemimpin yang tidak punya integritas dalam menegakkan hukum dan keadilan,” ungkapnya risau.
Kemudian, dia mengingatkan, bahwa hancurnya bangsa-bangsa sebelum kita adalah dikarenakan tidak kunjung tegaknya hukum dan keadilan. “Yaitu memperlakukan orang kecil dengan sewenang-wenang,” ujar Mahfud mencontohkan.
Oleh karena itu, ia pun lalu berpesan agar setiap orang, terutama para pemimpin dan penegak hukum, untuk menggunakan hati, mata dan telinga secara jujur dan benar dalam melaksanakan tanggungjawabnya. “Jangan sampai kita mempunyai hati tapi tidak menggunakannya untuk memahami dan berpikir agar berbuat adil. Punya telinga tetapi tidak menggunakannya untuk mendengar kebenaran. Dan, punya mata tapi tidak mau melihat kebenaran bahkan malah menipu dirinya sendiri. Kata Allah, orang seperti ini cocoknya menjadi binatang ternak yang akan dipotong nantinya,” tegas Mahfud dengan menyitir salah satu ayat Al Qur’an.
“Kalau tidak ingin (diibaratkan, red) jadi ‘hewan ternak’ jadilah orang yang berusaha jujur dalam kehidupan sehari-hari,” pesan Mahfud saat menutup pemaparannya dalam acara bertajuk Penegakan Hukum dan Kejujuran dalam Memimpin Umat itu. (Dodi)