Jakarta, MK Online - Perguruan tunggi sesungguhnya merupakan proyek peradaban masa depan. Bahkan dalam tataran lanjut, kondisi suatu Negara di masa yang akan datang sebenarnya dapat di ukur dari bagaimana wajah perguruan tingginya saat ini. Untuk mengulas perguruan tinggi dan globalisasi dalam perspektif konstitusi, ada baiknya ditelaah dulu filosofi pendidikan yang di amanatkan oleh konstitusi.
Demikian inti sari kuliah perdana Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Moh. Mahfud MD di hadapan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), di Auditorium Graha Widya Wisuda, pada Sabtu (21/8) lalu. Hadir dalam acara tersebut Rektor IPB, Prof.Dr. Ir. Herry Suhardiyanto M.Sc. dan segenap sivitas akademika IPB.
Lebih jauh Mahfud mengatakan, dalam Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan nasional adalah untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, terutama tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, harus melalui proses pendidikan
“Terkait dengan konsepsi konstitusi tentang mencerdakan kehidupan bangsa tersebut, maka akan dijumpai bahwa ilmu pungetahuan dan teknotogi yang dikembangkan dalam pendidikan kita, semestinya perlu dikembalikan dengan berdasarkan prinsip keilmuan, yaitu pertama, ilmu itu bersifat Integral, tidak dikotomis; kedua, ilmu di dalam penerapannya harus memihak atau tidak netral; dan ketiga, kebenaran ilmiah bukan berdasarkan otak dan logika belaka, sebab bisa saja ada hal-hal yang tidak logis,” urai Mahfud.
Mahfud menambahkan, di negara ini banyak sekali perguruan tinggi yang hanya menghasilkan orang yang menyandang gelar sarjana, tetapi sebenarnya dia tidak dapat berbuat signifikan dengan ilmu yang dimiliki bagi negaranya.
”Yang lebih memprihatinkan, banyak perguruan tinggi melahirkan sarjana yang justru sering terlibat dalam berbagai tindak kejahatan, korupsi misalnya, terutama setelah mereka berhasil menduduki jabatan-jabatan publik,” ujar mahfud.
Oleh sebab itu, kata Mahfud, ke depan diharapkan perguruan tinggi dapat melahirkan lulusan yang berkarakter, tidak hanya berfikir dan berfikir dalam kesehariannya, namun juga senantiasa berzikir kepada SangPpencipta, Tuhan Yang Maha Esa, sehingga akan terbentuk manusia yang jujur dan lurus jiwanya serta cerdas otaknya. Selain itu, memiliki rasa kepedulian serta tanggungjawab yang besar terhadap kemanfaatan ilmunya bagi masyarakat dan bangsa. Juga mampu meningkatkan kapasitas diri untuk secara signifikan turut berkontribusi bagi kemajuan negeri ini, dan memiliki peluang besar untuk menjadi “orang besar” yang tidak sekedar bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi memikirkan juga bangsanya. “Orang besar akan menyelamatkan masyarakat dengan ilmunya, bukan malah membahayakan masyarakat,” pungkas Mahfud. (Edhoy/Koen)