Jakarta, MK Online - “Jika ada pepatah mengatakan, ‘Belajarlah sampai ke Negeri Cina’, maka saya akan mengatakan pepatah baru, yaitu ‘Belajarlah sampai ke MK’,” ujar Saldi Isra, Pakar Hukum Tata Negara saat mendampingi Sekretaris Jenderal Mahkamah Konstitusi Janedjri M. Gaffar dalam siaran langsung program Apa Kabar Indonesia Pagi, Sabtu (31/7), di Studio TV One, Lobby Wisma Nusantara dengan pembawa acara Yenny Yusra dan Bagus Priambodo. Pepatah baru tersebut merupakan pujian sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh MK di usianya yang akan menginjak tahun ke-7 pada 13 Agustus 2010 mendatang.
Janedjri menegaskan tantangan paling penting bagi MK adalah mempertahankan dan mewujudkan lembaga peradilan yang terpercaya melalui putusan-putusannya serta menjadikan MK sebagai lembaga negara yang bersih. Upaya menjadikan MK sebagai lembaga yang bersih, tercemin dari diraihnya predikat opini audit Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama empat tahun berturut-turut untuk laporan keuangan yang berkualitas baik.
Selain terus menjaga kepercayaan tersebut, lanjut Janedjri, MK pun mengambil tanggung jawab dan berperan aktif dalam mengupayakan budaya sadar berkonstitusi kepada masyarakat. Salah satu caranya adalah melalui rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-7 MK, mulai dari lomba-lomba, penganugerahan, pameran foto, upacara hingga pagelaran wayang. Lomba-lomba yang diadakan terdiri dari, Debat Konstitusi Tingkat Nasional bagi Perguruan Tinggi (31 Juli s.d. 2 Agustus 2010), Cerdas Cermat Tunanetra Tingkat Nasional bagi SLTP (6-8 Agustus 2010), Foto Jurnalistik Tingkat Nasional bagi Wartawan Foto (5-6 Agustus 2010), dan Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional bagi Mahasiswa (5-6 Agustus 2010).
Lomba debat konstitusi yang mengawali rangkaian kegiatan merupakan lomba tingkat nasional dengan jumlah peserta sebanyak 18 universitas dari seluruh Indonesia. Tema lomba tahun ini adalah Hak Pilih TNI/Polri, Pengadilan Khusus Pemilu, Treshold bagi Presiden dan Kepala Daerah, Simple Majority dalam Pemilukada, Ultra Petita Putusan Mahkamah Konstitusi, Otonomi Khusus dalam Negara Kesatuan, Pembatasan terhadap Nonderogable Rights dan Pengujian Perda oleh Pemerintah Pusat. Dewan juri pada debat ini didatangkan dari kalangan dosen, tokoh, dan pakar hukum dan konstitusi di Indonesia, dengan Saldi Isra sebagai koordinatornya.
Janedjri menambahkan bahwa khusus untuk mempersiapkan lomba Cerdas Cermat Tunanetra Tingkat Nasional bagi SLTP, MK membuat buku UUD 1945 dengan huruf Braille. MK mengupayakan kesempatan seluas-luasnya bagi semua pihak untuk memperoleh pengetahuan mengenai konstitusi.
Puncak perayaan HUT ke-7 MK ini akan diselenggarakan tepat pada 13 Agustus 2010 sesuai hari lahirnya MKRI. (Fitri)