Jakarta, MK Online - Setiap pemimpin akan ditanyai tentang orang-orang yang dipimpinnya. Begitulah bunyi salah satu ayat Alquran yang disitir Muhammad Alim, hakim konstitusi MK yang menerima kunjungan mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia Bogor, Rabu (19/5/2010) di ruangannya.
Dengan menyampaikan makalah berjudul “Kepemimpinan Islam”, Muhammad Alim menjelaskan panjang lebar tentang prinsip-prinsip kepemimpinan dalam Islam. Menurutnya, Islam telah mengajarkan seorang pemimpin harus konsisten antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan.
“Bung Karno pernah mengatakan, orang yang progresif itu adalah satu antara perkataan dan perbuatan. Sementara dalam Alquran, dikatakan bahwa amat besar kebencian Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan,” tuturnya.
Kunjungan sembilan mahasiswa STEI tersebut diselingi dengan beberapa pertanyaan dari mahasiswa. “Bagaimana kepemimpinan Bapak sebagai hakim, terutama terkait dengan penolakan pengujian Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin?” tanya seorang mahasiswa. Muhammad Alim menjelaskan MK menolak pengujian tersebut karena dalam konteks SBSN, barang berharga sebagaimana ketentuan UU Perbendaharaan Negara tidak bisa dipindahtangankan ke orang lain.
“Bagaimana solusi Islam terhadap kepemimpinan kita?” tanya mahasiswa lainnya. Dengan sabar, Muhammad Alim menjawab pertanyaan tersebut dengan menunjukkan fakta bahwa UU Nasional ada pula yang diambil dari hukum Islam. “Jika anda tahu UU 1/1974 tentang Perkawinan, itu sebagian besar diambil dari Alquran,” tutur Alim.
Ketika ada pertanyaan tentang prinsip ekonomi Islam, beliau pun menegaskan, pada prinsipnya dalam Islam setiap orang dituntut berusaha secara halal dalam rangka mencari ridlo Tuhan. (Yazid)