Jerman, MKOnline - Perkembangan putusan-putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) ternyata tidak hanya menarik masyarakat Indonesia saja. Masyarakat internasional dan bahkan lembaga penegak hukum di Jerman selalu mengikuti perkembangan putusan-putusan MKRI. Hal tersebut disampaikan antara lain oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Federal Jerman dan Ketua Mahkamah Agung Jerman pada saat kunjungan kerja Ketua dan Hakim MKRI, 29 Nopember hingga 2 Desember 2009 lalu.
Menurut para penegak hukum Jerman tersebut, sejumlah putusan MKRI selalu mendapat perhatian dan apresiasi dari lembaga-lembaga penegak hukum di Jerman. Para petinggi hukum Jerman menilai MKRI telah melakukan sejumlah terobosan berani. MK Indonesia dipandang tidak kalah dari MK Jerman yang sudah berusia lebih dari 60 tahun.
Ketua MKRI Moh. Mahfud MD didampingi oleh Hakim Konstitusi Maruarar Siahaan dan Hakim Konstitusi M. Akil Mochtar berada di Jerman dalam rangka memenuhi undangan MK, MA, dan Kejaksaan Republik Federal Jerman. Kesempatan kunjungan tersebut juga dimanfaatkan oleh MKRI untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan kewenangan MK Jerman yang belum dimiliki oleh MKRI, yakni perihal constitutional complaint (pengaduan konstitusional) dan constitutional question (pertanyaan konstitusional).
Menurut Ketua MK Jerman, Hans-Juergen Papier, MK Indonesia telah melakukan terobosan yang berani. Menurutnya, MK Indonesia merupakan MK terbaik di kawasan Asia yang telah memberi sumbangan besar bagi pembangunan demokrasi, hukum, dan perlindungan HAM. Sementara Ketua MKRI, Moh. Mahfud MD mengatakan, bagi Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan negara terbesar keempat didunia dengan 17 ribu pulau dan 170 juta penduduk yang memiliki hak memilih dalam pemilu, pengakuan tersebut telah menjadi prestasi yang sangat berharga bagi konsolidasi dunia hukum di Indonesia.
Pada pertemuan dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Jerman, Ketua MKRI Moh. Mahfud MD menjelaskan bahwa selama enam tahun keberadaan MK, telah ada perbaikan kondisi hukum di Indonesia khususnya dalam bidang hukum pemilu, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden.
Beasiswa studi
Pada kesempatan kunjungan ke Jerman tersebut, Ketua dan Hakim MKRI juga mengadakan pertemuan dengan yayasan hukum Jerman, yakni Hanns Seidel Foundation (HSF). Presiden HSF, Hans Zehetmair mengatakan bahwa kunjungan Ketua MKRI ini merupakan delegasi tertinggi yang pernah diterima oleh HSF Pusat. Pada pertemuan tersebut, HSF dan MKRI sepakat menjalin kerja sama untuk memberikan beasiswa bagi pegawai MK yang akan mengambil pendidikan S2 di Jerman serta pelatihan untuk meningkatkan keahlian di bidang hukum dan konstitusi. Selain itu, HSF juga sepakat untuk melakukan penyelenggaraan dialog hukum, baik hukum di Indonesia maupun hukum di Jerman.
Selain memenuhi undangan Mahkamah Konstitusi Jerman, Ketua MKRI dan rombongan juga memenuhi undangan Ketua Mahkamah Konstitusi Spanyol (Tribunal Constitucional de España). Dalam kunjungan tersebut, Ketua MKRI, Moh. Mahfud MD, dan Presiden MK Spanyol, María Emilia Casas Baamonde, sepakat untuk mengembangkan kerjasama antara MKRI dengan MK Spanyol.
Pada kesempatan tersebut Mahfud juga mengundang Maria untuk dapat hadir pada acara konferensi MK se-Asia pada Juli 2010 sebagai salah seorang pembicara. Maria pun sangat antusias menerima undangan tersebut.
Berbeda dengan MK di Indonesia, MK Spanyol hanya menangani persoalan pengujian undang-undang saja, tidak menangani persoalan sengketa pemilu. (Heru Setiawan).