Pendidikan kesadaran berkonstitusi bagi warga negara harus terus dilakukan oleh Wanita Syarikat Indonesia (WSI). Wanita, memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan. Oleh sebab itu, setelah memperoleh ilmu dan pengetahuan tentang kesadaran berkonstitusi, serta apa dan bagaimana fungsi Mahkamah Konstitusi (MK), WSI harus mensosialisasikannya sampai ke daerah-daerah.
Hai itu disampaikan Valina Singka Subekti dalam penutupan Temu Wicara antara MK dengan Pimpinan Pusat WSI dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pendidikan berkonstitusi bagi pengurus WSI se-Indonesia, Sabtu (28/02), di Jakarta.
Valina yang juga mantan anggota MPR RI Fraksi Utusan Golongan dan besar di WSI, menambahkan bahwa wanita berperan penting dalam mendidik generasi bangsa. “Kalau kita mendidik seorang laki-laki, maka kita hanya mendidik satu orang saja. Ketika mendidik perempuan, maka kita juga mendidik anak bangsa meskipun tanggung jawab mendidik merupakan tanggung jawab ayah dan ibu,” katanya.
Dia juga berpesan agar WSI bisa menjadi bagian dalam proses mengawal konstitusi karena setiap warga memiliki hak konstitusional yang tidak boleh dilanggar oleh siapapun. “Produk undang-undang yang dibuat oleh dewan legislatif, apabila tidak sesuai dengan UUD 1945 sebagai konstitusi, maka ibu-ibu sekalian boleh mengajukan uji materi di MK,” lanjutnya.
Sementara itu, Panitera MK, Zaenal Arifin Hoesein, menyatakan bahwa WSI memiliki sejarah panjang dalam pergerakan di Indonesia. “Gerakan itu paling tidak ada dua, yakni melalui ekonomi dan melalui pendidikan. Peran itu, saat ini harus dilakukan oleh WSI,” katanya.
Sebelum menutup acara temu wicara ini, Zaenal juga berpesan agar WSI jangan sampai pecah mengingat banyaknya tarikan politik yang terjadi menjelang Pemilu. “WSI merupakan organisasi perempuan tertua yang sampai saat ini masih tetap eksis. Sejarah pecahnya Syarikat Islam jangan terjadi di WSI. Para ibu-ibu semua yang hadir di sini harus fokus dalam masalah ekonomi dan pendidikan sebagai pegangan untuk beraktifitas. Segala sesuatu bisa digerakkan dengan pendekatan pendidikan dan ekonomi,” ujarnya.
Dalam pendidikan, menurut Zaenal, setelah mendapatkan materi tentang kesadaran berkonstitusi, tugas selanjutnya adalah membangun kesadaran di lingkungan tempat tinggal. “Ibu-ibu semua kan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jadi, yang lebih utama adalah memberikan kesadaran kapada masyarakat luas setelah mengetahui dan mendapatkan pendidikan sadar berkonstitusi,” tandasnya. (Rojil NBA)
Foto: Dok. Humas MK/Yoga Adiputra