Memperingati 100 tahun hari Kebangkitan Nasional, Gerakan Jalan Lurus bekerjasama dengan Mahkamah Konstitusi (MK) menggelar seminar bertema âPeta Jalan Mewujudkan Cita-Cita Kemerdekaanâ, Rabu (21/5), di Aula Gedung MK. Seminar ini dihadiri Ketua MK, Jimly Asshiddiqie, Koordinator Gerakan Jalan Lurus, Sulastomo, Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara Taufiq Effendi, dan Wakil Ketua MPR, Mooryati Soedibyo.
Di dalam sambutannya, Jimly mengamanatkan agar kita dapat mempertahankan optimisme demi kemajuan bangsa.âTapi tidak cukup optimisme saja. Yang lebih penting, action-nya,â seru Jimly. Seiring dengan semangat optimisme tersebut, Jimly mengatakan bahwa mau tidak mau bangsa Indonesia harus menentukan jalannya yaitu jalan yang benar dan lurus yang dapat terus dititi meskipun diterpa gelombang rintangan.
âKita juga harus mengakui bahwa bangsa kita ini sangat plural. Karena itu salah satu syarat kesepakatan jalan lurus tersebut adalah Bhinneka Tunggal Ika. Ini sesuai dengan pilar negara kita yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika,â jelas Jimly.
Senada dengan Jimly, Sulastomo menyatakan bahwa âpeta jalanâ yang ingin diwujudkan oleh Gerakan Jalan Lurus yang dipimpinnya memiliki tujuan agar Pancasila dan UUD 1945 dapat dioperasionalkan. âBangsa kita belum dapat melaksanakan falsafah negara dengan persepsi yang sama. Masih sering terjadi perdebatan dalam pelaksanaannya. Karena itu kita membutuhkan peta jalan agar UUD 1945 dan Pancasila dapat dioperasionalkan, agar bangsa kita dapat terus eksis di tengah arus globalisasi,â ungkap Soelastomo.
Mengakhiri pembukaan, Taufiq Effendi berpesan agar peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional ini menjadi langkah pertama bangsa Indonesia menuju hari yang lebih baik.âIt is time for us to re-write history of the Republic. Jangan rencanakan hal yang biasa-biasa saja, karena, jika kita berpikir yang biasa, kita akan menjadi bangsa yang biasa-biasa saja,â pungkas Taufiq.(Kencana Suluh Hikmah)