Jakarta - Aliansi Ummat Islam (ALUMI) Jawa Barat menyerahkan sejumlah bukti sesatnya ajaran Jamaah Ahmadiah Indonesia ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM). Mereka juga menilai, Ahmadiyah dibesarkan oleh kekuatan liberalisme dan intelijen barat untuk menghancurkan Islam.
ALUMI Jawa Barat yang berjumlah 15 orang ini datang ke kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2008). Mereka didampingi oleh Ketua Tim Pengacara Muslim Mahendradatta dan tokoh muslim Betawi Ridwan Saidi.
ALUMI Jawa Barat sendiri diterima oleh Wakil Ketua Komnas HAM M Ridha Saleh dan komisioner Syarifudin Daming. "Kami datang ke sini bukan untuk melakukan dialog atau debat, tapi kami akan menyerahkan laporan dan bukti-bukti pelanggaran HAM yang juga dilakukan kelompok Ahmadiyah selama ini kepada umat Islam," kata Mahendradatta.
Menurut Mahendradatta, selama ini kelompok Jamaah Ahmadiyah Indonesia selalu berteriak dilanggar HAM bak "kelinci putih tanpa dosa". Padahal, selama ini kelompok Jamaah Ahmadiyah Indonesia juga telah melakukan pelanggaran HAM, khususnya secara psikologis.
Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator ALUMI Jawa Barat Hedi Muhammad. Hedi menjelaskan, ALUMI Jawa Barat merupakan gabungan 48 ormas, LSM, halaqah dan parpol Islam telah menyatakan komunitas Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore adalah sesat.
"Mereka dengan sengaja dan sadar melakukan penghinaan secara mendasar kesucian agama Islam dan menginjak-injak hak asasi umat Islam," tegasnya.
Untuk itu, menurut Hendi, pihaknya mengadukan sekaligus meminta pembelaan kepada Komnas HAM. Pelanggaran hak umat muslim dilakukan dengan menghina Nabi Muhammad SAW sebagai nabi penutup, penodaan dalam bentuk plagiasi kitab suci Al Quran.
Seperti dikisahkan oleh Ustad Aang dari Kuningan, Jawa Barat, Ahmadiyah telah memutarbalitkan fakta kasus kekerasan. Di mana menurutnya, sudah berulang kali dilakukan dialog, tapi kelompok Ahmadiyah selalu menghindar bahkan di depan aparat kepolisian sempat melakukan pembacokan kepada warga umat Islam.
"Pelanggaran itu diakui sejumlah saksi mantan jamaah Ahmadiyah bahwa mereka mengakui Gulam Mirza Ahmad sebagai nabi, setiap hari Jumat dimintai uang, tidak pernah melakukan pengajian Al Quran, bahkan bila ada yang keluar dari jamaah akan diasingkan dan diintimidasi hingga stres dan meninggal," ungkapnya.
Sedangkan Ridwan Saidi menambahkan, pada tahun 1933 pernah dilakukan debat antara pembela Islam yang dilakukan ulama bernama Ahmad Hasan dan tokoh Ahmadiyah asal India bernama Rahmat Ali. Perdebatan itu dihadiri tokoh Persis, NU, Muhammadiyah dan lainnya, perdebatan itu juga ditandatangani kedua belah pihak.
Dalam perdebatan itu, disebutkan Ahmadiyah memiliki 20 kitab. Ahmadiyah itu bukan agama Islam, tapi dibentuk oleh kaum liberal dan diciptakan oleh imperialisme Inggris. ( zal / gah )
Sumber www.detik.com
Foto www.google.co.id