PASCA perusakan dan pembakaran masjid dan madrasah Al Furqon milik jemaah Ahmadiyah di Kampung Parakan Salak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (28/4) dini hari, sebagian jemaah Ahmadiyah mengalami trauma.
"Anak saya yang bernama Indah (8) masih trauma," kata salah seorang warga Ahmadiyah, Eman Sulaiman (62) di Sukabumi. Menurut dia, anaknya tidak mau bersekolah karena takut aksi anarkis warga akan terjadi lagi. Begitu juga dengan Rezia (10) yang merupakan jemaah Ahmadiyah.
Ketua Jemaah Ahmadiyah Parakan Salak, Asep Saefudin meminta pihak kepolisian memberikan keadilan bagi warga Ahmadiyah dan segera mengusut kasus perusakan dan pembakaran masjid dan madrasah.
Asep menilai aksi yang dilakukan oleh warga tersebut menyusul ultimatum Forum Komunikasi Jamiatul Mubalighin (FKJM) pada Jumat (25/4), yang mendesak warga Ahmadiyah di Desa Parakan Salak untuk menghentikan segala aktivitasnya.
Menurut dia, pihaknya juga telah sepakat untuk menurunkan papan nama Ahmadiyah, sesuai dengan permintaan warga pada Minggu (27/4) malam, sebelum peristiwa pembakaran itu terjadi. Namun sebelum tim negosiasi dari Ahmadiyah melakukan tugasnya, tiba-tiba warga sudah melakukan aksi anarkis.
Sumber www.jurnalnasional.com
Foto www.google.co.id