BEKASI, HUMAS MKRI – Mahkamah Konstitusi (MK) mengapresiasi para hakim konstitusi serta pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal MK yang meluangkan waktu menulis buku. Hal ini disampaikan oleh Ketua MK Suhartoyo dalam pembukaan acara “Workshop Penulisan Buku dan Karya Tulis Ilmiah Bereputasi Global Tahun 2023” yang digelar pada Kamis (7/12/2023) di Bekasi, Jawa Barat.
“Saya yakin lembaga (MK) memberikan apresiasi dan berharap teman-teman dapat hal baru dari kegiatan ini yang dapat meningkatkan kualitas penulisan dan dapat meningkatkan rating di tingkat global,” ucap Suhartoyo dalam para penulis buku, pustakawan, pengelola Jurnal Konstitusi dan Constitutional Review yang merupakan pegawai di lingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi..
Dalam sambutannya, Suhartoyo menyampaikan bahwa meski buku-buku yang dihasilkan oleh para hakim konstitusi serta para pegawai, masih belum mencapai level global, namun ada keinginan kuat untuk meningkatkan level tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan kompetensi penulis melalui kegiatan ini.
Kemudian, Suhartoyo mengenang mengenai dua buku yang ditulisnya selama menjadi hakim konstitusi. Salah satunya adalah buku berjudul “Kompilasi dan Abstrak Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi (KUHAP, KUHP, dan Tindak Pidana di Luar KUHP)” yang dirilis pada 2023. Buku tersebut lahir dari pemikiran bahwa banyak penegak hukum belum mengerti mengenai putusan MK terkait dengan beberapa uji materiil aturan yang berdampak pada perampasan hak orang.
“Penegak hukum yang sudah mengimplementasikan aturan yang merampas kemerdekaan orang, namun tak sadar ternyata sudah banyak aturan yang berubah karena putusan MK. Padahal itu sudah terkait perampasan hak orang. Maka, muncul ide saya, untuk membantu bagi jaksa, polisi, dan penegak hukum lainnya dengan mengompilasi putusan-putusan MK,” jelas Suhartoyo di hadapan 50 orang peserta.
Peningkatan Kualitas
Dalam laporannya, Kepala Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara dan Pengelolaan Perpustakaan MK (Puslitka MK) Pan Mohamad Faiz menyampaikan kegiatan yang dihelat selama tiga hari ini terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu workshop penulisan buku dan penulisan karya tulis ilmiah. Menurutnya, dalam lima tahun terakhir, MK berhasil menerbitkan 150 buku. Keberhasilan ini, lanjutnya, merupakan hasil dari dukungan dari pegawai maupun hakim konstitusi serta penerbit. “Kita ingin terus ada peningkatan dari sisi kualitas dan kuantitas,” ucap Faiz menyampaikan tujuan diadakannya kegiatan tersebut.
Faiz mengingatkan bahwa tantangan besar bagi para penulis buku akan hadir pada 2024 mendatang karena MK akan menangani perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Tahun 2024 (PHPU Tahun 2024). Namun, ia berharap hal itu tidak menyurutkan semangat para penulis. Apalagi buku-buku yang diterbitkan MK memiliki sifat kebaruan karena menghadirkan putusan-putusan MK yang tidak dimiliki oleh penulis lain.
“Agar kita tetap terus membuat kegiatan berupa penulisan buku. Dalam kegiatan hari ini sudah diberikan materi mengenai penulisan buku dan ada perspektif penerbit mengenai pasar atau market,” papar Faiz.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengayaan wawasan dan pengalaman mengenai penulisan buku dan karya tulis ilmiah; tips dan trik dalam menembus publikasi pada jurnal internasional bereputasi; dan membantu proses/pendampingan (menulis, korespondensi review pada jurnal ilmiah internasional bereputasi). Kemudian, kegiatan ini diharapkan juga dapat meningkatkan pemahaman dan pemanfaatan perpustakaan dan e-resources perpustakaan dengan baik dan benar sehingga dapat memperlancar penulisan buku dan karya tulis ilmiah bereputasi global.
Dalam sesi pertama, hadir salah satu narasumber dari penerbit PT Rajagrafindo Persada, Embun Tiur Tantra menyampaikan seorang penulis ketika awal menulis harus mengetahui sasaran pembacanya. Kemudian ia melanjutkan penulis harus menentukan tema buku yang ingin ditulisnya.
Ia juga menekankan perlunya mengetahui mengenai buku yang mengangkat tema serupa atau sering disebut pesaing. Ada dua hal yang harus diketahui mengenai pesaing, yakni siapakah penulisnya dan apa tema yang diangkat. “Karena kalau menulis tema yang sudah ada, maka harus ada yang lebih dari buku yang kita tulis,” ujarnya.
Selain dari PT Rajagrafindo Persada, hadir pula sejumlah materi dalam kegiatan tiga hari sejak Kamis hingga Sabtu (7 – 9/12/2023). Materi yang disampaikan, di antaranya Kiat Penulisan Buku (Perspektif Penerbit) oleh Yayat Sri Hayati (PT. Rajawali Press); Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Internasional oleh Dr. Qurrata Ayuni, S.H., MCDR (Akademisi); Tips Menembus Jurnal Scopus (Bereputasi Global) oleh Saru Arifin, S.H., LL.M. (Akademisi); dan Pemanfaatan Perpustakaan dan E-Resources Perpustakaan oleh Atis Taufik Abdul Rahman (Pustakawan Ahli Muda Perpustakaan Nasional). (*)
Penulis: Lulu Anjarsari P.
Editor: L.A.P