PGI soal Pemungutan Suara pada Minggu
JAKARTA - Jadwal coblosan pemilu pada Minggu yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih jadi perhatian sejumlah kalangan, terutama pemimpin umat Nasrani. Untuk mencari solusi, Partai Damai Sejahtera (PDS) menggelar diskusi publik bertajuk Pelaksanaan Pemilu Hari Minggu dan Dampak Pada Partisipasi Umat kemarin (24/4).
Hadir dalam diskusi tersebut Wakil Ketua Umum DPP PDS Denny Tewu. Sejumlah elemen keagamaan juga hadir. Misalnya, Sekretaris Eksekutif KWI Romo Edy Putranto, tokoh PGI Lodwijk Gultom, dan Ketua Umum Partai Matahari Bangsa (PMB) Imam Addaruqutni.
Menurut Lodwijk Gultom, jika pemilu dilaksanakan Minggu, hasilnya tidak akan sesuai asas pemilu. Artinya, hasil pemilu tidak akan memenuhi salah satu asas pemilu, yakni umum. Asas pemilu yang dianut di Indonesia adalah langsung, umum, bebas, dan rahasia (luber) serta demokrasi.
"Jika KPU melaksanakannya pada Minggu, sama artinya tidak sesuai dengan asas pemilu. Jadi, hasilnya tidak optimal," katanya.
Lodwijk mengurai, asas pemilu merupakan roh yang memengaruhi kehidupan warga negara. Karena itu, dia memastikan pelaksanaan pemilu yang ditetapkan pada Minggu 5 April 2009 bisa mengganggu umat yang sedang beribadah.
"Apalagi bukan hanya umat kristiani yang memanfaatkan Minggu untuk beribadah, ada juga masyarakat Thionghoa dengan Cheng Beng-nya, yakni berziarah ke makam leluhur mereka," tandas Gultom seraya meminta PDS memperjuangkan aspirasi perubahan jadwal coblosan itu.
Pendapat senada diungkapkan Romo Edy Putranto. Menurut dia, masalah toleransi antarumat beragama harus bisa menjadi dasar keputusan KPU sebagai representasi pemerintah. "Dalam kesempatan dan agenda nasional lainnya, seyogianya tidak menggunakan hari-hari di mana umat beragama menjalankan ibadah seperti Jumat dan Minggu," ujarnya.(cak)
Sumber www.jawapos.com
Foto www.google.co.id